Pages

Senin, 14 Oktober 2013

Menatap Langit

Menatap Langit



Langitku? Bukan, itu bukan langitku. Langitku itu kamu, iya kamu.
Teduh senja menyeka langit beranda rumahku. Oranye, jingga mewarnai langitku. Aku terduduk melambaikan semua angan kepada langit. Bersama semua kenangan yang teraduk manis di dalam ingatanku. Membunuh menit, menelanjangi detik.
Menggoreskan pena, menyayat kertas. Aku berbisik. Tanganku tak henti menuliskan kata-kata indah untukmu, langitku. Mengingat setiap jengkal yang telah kita lewatkan. Aku terhenti sejenak, menyeka air perasaanku. Begitu lemahnya aku jika aku mengingatmu, langitku.
Teduh senja tergantikan hening malam. Langitku merubah warnanya. Tak terpancar warna kebahagiaan dilangitku. Gelap. Angin malam meniup-niup semua ingatanku. Tidak ada keterlambatan untukmu, langitku. Semua yang terlambat, akan diulang menjadi awal yang baru.
Langitku, aku baik-baik saja disini. Aku ingin langitku, kamu memberikan sebuah kesempatan untuk bintang-bintang dan rembulan agar tetap terus menemanimu, Langitku. Silahkan datanglah ketika aku memejam, sapukan goresan kenangan disana.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar