ILMU PENGETAHUAN DAN METODE ILMIAH
Standar Kompetensi : Memahami gejala-gejala
alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi obyek
secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
Tujuan
Pembelajaran:
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat
menjelaskan pengertian pengetahuan, ilmu pengetahuan dan penelitian
dengan benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah
metode ilmiah dengan benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan memberikan contoh
langkah-langkah metode ilmiah dengan benar.
A.
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Peristiwa
alam merupakan peristiwa yang berulang setiap waktu. Dengan keteraturan itu
manusia mulai memperhatikan gejala alam, melakukan pencatatan secara sistematis
tentang apa yang telah terjadi, mengumpulkan catatan-catatan tentang gejala dan
kejadian, mengelompokkan berbagai catatan tersebut ke dalam gejala yang
sejenis, membedakan dan menghubungkan berbagai catatan peristiwa dan kejadian.
Kemudian membuat kesimpulan yang hasilnya berupa ilmu pengetahuan.
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan
serapan panca indera, dan diolah oleh
akal budi secara spontan. Dapat juga dikatakan bahwa pengetahuan adalah segala
sesuatu yang dilihat, didengar, dirasa, dicium, diraba dan hadir dalam
kesadaran kita. Jadi pengetahuan bersifat spontan, dan subyektif. Kemampuan ini
merupakan milik setiap manusia sejak lahir.
Pengetahuan
senantiasa melibatkan adanya subyek yang
mengetahui, dan obyek yang diketahui hal ikhwalnya. Selain itu pengetahuan juga
berkait erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian
antara pengetahuan yang ada pada
subyek dan realitas yang ada pada obyek. Karena itu bila terjadi ketidaksesuaian antara apa yang
diketahui dengan realitas obyeknya, maka
dikatakan terjadi ketidakbenaran (kesalahan).
Ilmu
pengetahuan merupakan terjemahan dari kata sains, yang berasal dari kata scientia
(bahasa Yunani). Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian scientia
ini dianggap terlalu luas cakupannya, karena mencakup semua ilmu pengetahuan
yang ada. Ilmu dapat didefinisikan sebagai hasil proses penyelidikan yang
berdisiplin. Ilmu Pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis,
sistematis dan koheren.
Sejalan
dengan problema yang dihadapi manusia dan sesuai dengan karakteristik ilmu
pengetahuan yang berkembang sampai saat ini, maka sains diartikan sebagai ilmu
pengetahuan alam atau IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lahir dari olah karya
budi manusia, yakni setelah manusia memanfaatkan kemampuan indera dan akal
pikirannya. Olah karya budi merupakan aktivitas berpikir, bersikap dan
pengembangan keterampilan.
Aktivitas
berpikir bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Lewat keterampilan
menggunakan alat ukur, baik peralatan ukur yang canggih maupun tidak; manusia
dapat memanfaatkan alat inderanya untuk mengoptimalkan kesadaran berpikir dalam
mengamati, mengalami, menyelidiki gejala benda dan gejala kejadian. Seterusnya
dengan menggunakan kemampuan olah pikir yang dimilikinya, yakni dengan
melakukan penggabungan antara hasil pengamatan indera dan penalarannya akan
didapat pengetahuan yang mantap. Dengan menggunakan kemampuan-kemampuan
berpikir proses dalam alam semesta ini dapat dipelajari yang pada akhirnya
gejala dapat dijelaskan baik.
IPA
(sains) mencakup beberapa pengertian mendasar yang berkaitan dengan olah karya
budi manusia dalam mengungkap alam semesta. Sains mencakup tiga aspek yang
terpadu yakni:
Scientific
attitudes (sikap ilmiah),
Scientific
methods (metode ilmiah),
Scientific
product (produk ilmiah).
Obyek
IPA melibatkan konsepsi ilmiah tentang kenyataan alamiah. Sistematika sains
(IPA) ditekankan pada masalah yang pada umumnya dapat dikerjakan oleh manusia.
Dalam hal ini ilmu pengetahuan alam harus dapat diurutkan dan dipetakan (mapping)
ke dalam hal yang lebih detail (rinci). Di samping itu ilmu pengetahuan alam
haruslah bertolak dari kenyataan alamiah. Dengan demikian, peran pengamatan,
pengukuran, klasifikasi menjadi pembuka tabir bagi benda yang jauh dari tempat
kita berada.
Pengamatan
adalah upaya untuk memperoleh bukti empiris, dalam rangka mengumpulkan
informasi yang sifatnya faktual. Lewat pengamatan didapatlah fakta, selanjutnya
dengan menggolongkan fakta sejenis, membandingkan dan menghubungkan berbagai
fakta; kegiatan ini dalam rangka menguji dugaan atau ramalan yang telah
diajukan. Apabila ramalan yang diajukan didukung oleh fakta yang dikumpulkan,
artinya cocok dengan realitas atau kenyataan. Hal inilah yang menjadi fokus
dalam memperoleh kebenaan ilmiah.
Sikap
ilmiah dan proses ilmiah menyatu dalam terapannya, artinya antara metode ilmiah
dan sikap ilmiah tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sikap ilmiah mencakup
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, objektif, hasrat ingin tahu, rendah hati,
jujur, kemauan untuk mempertimbangkan fakta baru, pendekatan positif terhadap
kegagalan, terbuka, teliti dan sebagainya. Dalam upaya menjelaskan fakta
alamiah yang seringkali merupakan bentuk rahasia alam, tindakan para ilmuwan
selalu dilandasi pada sikap alamiah di atas.
Selanjutnya
proses ilmiah atau seringali disebut metode ilmiah merupakan cara khusus dalam
memecahkan masalah. Cara khusus ini meliputi langkah identifikasi masalah,
membatasi masalah, merumuskan masalah secara spesifik, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, analisis data, menyimpulkan, ekstrapolasi dan membuat
sintesis dan evaluasi dan sebagainya.
Hasil
temuan lewat proses ilmiah dan menggunakan sikap ilmiah secara akurat ini pada
akhirnya diperoleh produk ilmiah. Produk ilmiah dalam IPA dapat berupa fakta,
data, konsep, teori, hukum dan prinsip
1.
Jenis Pengetahuan
Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi pengetahuan
non-ilmiah dan pengetahuan pra ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah
hasil serapan indera atau instuisi terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang
tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya sehingga tidak dapat
dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu
tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, manfaat
air cucian benda pusaka untuk menyembuhkan penyakit, dll.
Pengetahuan
pra ilmiah adalah hasil serapan indera dan pemikiran rasional yang terbuka
terhadap pengujian lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Misalnya
pengetahuan orang tentang manfaat larutan tepung kanji untuk mengobati gejala
maag atau iritasi lambung. Pengetahuan
ini selanjutnya dapat dibuktikan kebenarannya dengan di teliti dan diuji di
laboratorium.
Oleh
karena hasil serapan panca indera dan cakupan pengalaman manusia itu sedemikian
luas dan beraneka ragam, maka pengetahuan manusia juga demikian. Oleh karena
itu agar pengetahuan bisa menjadi ilmu,
maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan)
dan disusun secara metodis, sistematis serta koheren. Tujuannya agar pengalaman
tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, lebih rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis,
berarti dalam proses menemukan dan mengolah
pengetahuan menggunakan metode-metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu
yang teratur dan terarah sehingga merupakan suatu keseluruhan yang terpadu. Korehen, berarti setiap bagian dari jabaran
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan disebut research atau penelitian.
Usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode tertentu, yang disebut
dengan metode ilmiah. Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan,
antara lain atas :
Ilmu
Pengetahuan fisis-kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas
data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi,
biologi, antropologi, sosiologi, dll.
Ilmu
pengetahuan formal-kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini
diperoleh dengan cara analisis refleksi
dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika,
fisika, kimia, dll.
Ilmu
pengetahuan metafisis-substansial, sering disebut pengetahuan filsafat.
Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman,
penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis/rasional) dengan mencari
hakekat, prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.
b.
Sifat Ilmu Pengetahuan
Logis
yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang
ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Obyektif
dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada
suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif
mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang
dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
Andal
yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan
dengan hasil yang dapat diandalkan. Oleh karena itu ilmu pengetahuan bersifat
umum, terbuka dan universal.
Metodis.
Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan
dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan
ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
Sistematis,
berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang
diperoleh, menggunakan langkah-langkah
tertentu yang teratur dan terarah sehingga merupakan suatu keseluruhan yang
terpadu.
Korehen,
atau akumulatif berarti setiap bagian dari jabaran pengetahuan itu merupakan
rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Ilmu pengetahuan
merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi
sedikit. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan
final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan
terbuka.
LAKUKAN
:
1.
Kegiatan Individu
Berdasarkan
pengalaman sehari-hari, berikan contoh
apa saja yang termasuk pengetahuan nonilmiah dan apasaja yang termasuk
pengetahuan pra-ilmiah. Tuangkan dalam bentuk tabel berikut ini!
No.
|
Pengetahuan
Non-Ilmiah
|
Pengetahuan
Non-Ilmiah
|
1
|
||
2
|
||
3
|
||
4
|
||
5
|
ULANGAN
HARIAN 1
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
Apakah
yang dimaksud dengan Pengetahuan ?
Bagaimana pengetahuan itu dianggap benar?
Siapakah
yang menjadi subyek pengetahuan? Apakah yang menjadi obyek pengetahuan?
Sebutkan
tiga aspek dalam sains!
Apakah
yang dimaksud dengan pengamatan? Jelaskan !
Apakah
saja yang termasuk sifat ilmu pengetahuan?
B.
Metode ilmiah dan Penelitian
1.
Metode Ilmiah
Para
ilmuwan bekerja menggunakan suatu metode yang dikenal dengan metode ilmiah.
Istilah metode, dari methodos (Yunani) berarti cara atau jalan. Metode
berhubungan dengan cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam arti yang luas, istilah metodologi
menunjuk kepada proses, prinsip, serta prosedur yang digunakan untuk mendekati
masalah dan mencari jawab atas masalah tersebut. Jadi metode ilmiah merupakan
suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
a.
Sikap Ilmiah
Metode
ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah, merupakan sikap yang
semastinya dimiliki oleh setiap peneliti dan ilmuwan agar hasil penelitiannya
berkualitas dan memiliki derajat keilmiahan yang tinggi. Adapun unsur dari
sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
Rasa
ingin tahu, yaitu rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang terdapat
disekitar kita yang diikuti dengan meneliti obyek-obyek tersebut.
Jujur
(menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada).
Obyektif
(sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi).
Tekun
(tidak putus asa).
Teliti
(tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan).
Terbuka
menerima pendapat yang benar dari orang lain.
Rendah
hati, lapang dada, toleran, sabar dsb
b.
Ketrampilan Kerja Ilmiah
Berbagai
kemampuan kerja ilmiah yang harus kita miliki antara lain:
Pengamatan
(observasi). Ketrampilan mengamati merupakan salah satu cara untuk mendapatkan
permasalahan yang harus kita pecahkan maupun menjawab masalah yang akan
dipecahkan.
Pengelompokan
(klasifikasi). Untuk mempermudah dalam mengenali obyek atau data hasil
pengamatan, kita harus memiliki ketrampilan mengelompokkan.
Komunikasi
dan Penafsiran. Komunikasi membutuhkan kemampuan untuk menangkap informasi dari
buah pikiran orang, baik lisan maupun tulisan, dan menyampaikan kepada orang
lain dalam bentuk berbagai media.
Bertanya.
Bertanya merupakan kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang
sesuatu.
Merencanakan.
Berhasil tidaknya suatu percobaan/ penelitian sangat ditentukan oleh
perencanaan.
2.
Penelitian
Penelitian
adalah istilah Indonesia yang merupakan terjemahan dari kosakata research (bhs
Inggris), yang diindonesiakan dengan riset. Re bermakna kembali, sedangkan search bermakna mencari. Research
secara literal berarti mencari kembali.
Menurut
Hillway (1956), penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Jika
menghadapi masalah (sebagai stimuli) maka kita akan melakukan suatu
tindakan tertentu (sebagai respon)
melalui suatu penalaran (logika) tertentu.
Stimuli akan ditangkap melalui pancaindera dan diteruskan ke otak
kemudian dinalar sesuai dengan pengetahuan yang telah ada atau dimiliki untuk
menentukan pemecahannya, selanjutnya diperintahkan ke organ tubuh untuk
melakukan respon berupa tindakan dalam rangka menjawab stimuli. Jika belum
berhasil proses ini akan berulang terus hingga mendapatkan tindakan yang
sesuai. Prosedur stimuli dan respon ini memiliki tiga ciri, yaitu; sistematis,
logis, dan empiris. Prosedur atau mekanisme ini merupakan acuan dasar dari
metode ilmiah. Jika prosedur tersebut digunakan untuk memecahkan masalah maka
prosedur tersebut dinamakan penelitian ilmiah.
a.
Sifat Penelitian Ilmiah
Umumnya
ada empat karakteristik penelitian
ilmiah yaitu:
Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar. Dari yang mudah
dan sederhana sampai yang kompleks.
Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bilamana dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empirik. Oleh karenanya pencarian
kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu
logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus)
atau deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus
dari pernyataan yang bersifat umum.
Empirik.
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan
pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan
indera) atau melalui hasil coba-coba
yang kemudian diangkat sebagai bahan penelitian. Landasan penelitian empirik
ada tiga yaitu:
Hal-hal
empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).
Hal-hal
empirik selalu berubah-ubah sesuai
dengan waktu.
Hal-hal
empirik tidak bisa timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu
penelitian yang pernah dilakukan harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama,
bilamana dilakukan dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif maka penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti.
b.
Siklus Penelitian
Untuk
mencapai hasil yang diharapkan dalam
memecahkan masalah, penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan
langkah-langkah tertentu yang teratur. Penelitian juga merupakan suatu siklus.
Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
Tahapan-tahapan
penelitian itu adalah:
Penelitian
dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk
ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan
dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas
tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan
lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria,
antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah
penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya
maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Substansi permasalahan
diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang
terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini,
memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara
eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan
penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel
yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan
masalah atau Hipotesis
Setelah
menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun
informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuan-nya
menjadi suatu perumusan. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan
model. Biasanya dibuat dengan cara membentuk kalimat tanya atau pertanyaan dari
masalah yang kita hadapi. Hipotesis juga merupakan salah satu bentuk konkrit
dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebabakibat antara
variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan
memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah
penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan
penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Dengan
catatan, tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Penelitian
dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian
tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat
menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka
dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
Rancangan
penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki
langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian.
Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu
keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
Data
penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau
pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan
fakta mengenai obyek yang diteliti.
Data
yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara
sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah
ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan
mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang
diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan
atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk
hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi
untuk membuktikan hipotesis baru.
Setiap
kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang
dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti
untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis
menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan
dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan
model yang digunakan.
Pembelajaran
2
RANCANGAN
PENELITIAN
Standar Kompetensi : Memahami gejala-gejala
alam melalui pengamatan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi obyek
secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat rumusan langkah penelitian
dengan benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang hipotesis dengan benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat variasi hipotesis dengan
benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat proposal penelitian
secara lengkap dan benar.
Setelah
mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menerapkan rancangan penelitian
dengan benar.
A.
Penelitian
Penelitian
kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis
statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala
yang diamati menjadi penting. Penggunaan pendekatan kuantitatif, membuat
peneliti harus mengikuti suatu pola yang sesuai dengan karakteristik pendekatan
kuantitatif. Demikian pula dalam merumuskan permasalahan, karena asumsi
penelitian kuantitatif adalah mencari penjelasan-penjelasan hukum universal,
maka permasalahan yang dirumuskan dalam pendekatan kuantitatif lebih mengarah
pada hal-hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kuantitatif akan
digeneralisasi, sehingga penggunaan sampel yang semakin mendekati jumlah
populasi.
1.
Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
a. Latar Belakang Masalah
Latar
belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik
untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara
kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat
deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian peneliti
sebelumnya. Secara rinci latar belakang berisi:
Argumentasi
mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang
keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
Penjelasan
akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
Penjelasan
dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
Penjelasan
bahwa masalah tersebut relevan,
aktual dan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan zaman
Relevansinya
dengna penelitian-penelitian sebelumnya
Gambaran
hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi
perkembangan ilmu
b).
Pemilihan Masalah
1) Mempunyai nilai penelitian
(asli penting dan dapat diuji). 2)
Fisible
(biaya, waktu dan kondisi)
Sesuai
dengan kualifikasi peneliti.
Menghubungkan
dua variabel atau lebih.
c).
Perumusan Masalah
Dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya.
Jelas
dan padat.
Dapat
menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian.
Selain
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, suatu masalah dapat dirumuskan dengan
menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan
dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Kalimat berita
lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik masalah yang
bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan adanya
tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Terlepas
dari bentuk perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa kriteria yang
dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, yaitu sebagai berikut
:
Masalah
yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang gejalagejala yang
dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya.
Masalah
harus dirumuskan secara jelas dan tidak mendua arti (ambigu), artinya tidak ada
maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah tersebut
juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga tidak diperlukan
keterangan lain untuk menjelaskannya.
Masalah
yang baik selalu dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan
unsur akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
Masalah
yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut secara empiris.
Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan antargejala tetapi juga
bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Tujuan
penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari dari masalah
penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat
pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
Manfaat
penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis.
Telaah
Pustaka
Manfaat
Telaah Pustaka
Untuk
memperdalam pengetahuan tentang masalah
yang diteliti.
Menyusun
kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran.
Untuk
mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa. 4) Untuk menghindari terjadinya
pengulangan penelitian.
Pembentukan
Kerangka Teori
Kerangka
teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan
konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan
analisis data Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau
berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori
yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan
penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang
diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk
penelitian hubungan dua variabel atau lebih
maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana
hubungan dua variabel tersebut.
Kedudukan
teori dalam penelitian kuantitatif sangatlah penting. Hal ini dikarenakan dari
teori tersebut instrumen penelitian ditentukan. Alur penjelasan dalam
penelitian kuantitatif berbentuk deduktif, yaitu suatu alur berpikir yang
mengawali penjelasannya dengan penjelasanpenjelasan yang bersifat umum dan
mengakhiri penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus.
Fungsi
teori sendiri dalam suatu penelitian kuantitatif adalah untuk merumuskan
pertanyaan penelitian, mengidentifikasi konsep-konsep dan merumuskannya ke
dalam bentuk variabel-variabel, merumuskan hipotesis, dan menetapkan unit
analisis.
g.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling
tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan
teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis
merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian.
Hipotesis
yang diajukan peneliti, setelah membaca teori-teori yang relevan merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Oleh karena itu, penggunaan
kata tanya dalam perumusan masalah harus juga diperhatikan dengan
mempertimbangkan jawaban yang logis dalam hipotesis, sehingga tidak mungkin
peneliti dapat mengajukan hipotesis manakala kata tanya yang digunakan dalam
perumusan masalah ilmiah adalah kata tanya seperti “sejauh manakah” atau
“seberapa besarkah,” karena jawabannya sejauh itu atau sebesar itu.
Ada
beberapa cara penulisan hipotesa. Cara menulis hipotesa tergantung pada arah
penelitian dan uji hipotesa yang hendak dilakukan, yaitu uji hipotesa satu arah
apa dua arah. Hipotesis awal yang
diharap akan ditolak disebut : Hipotesis Nol (H0). Penolakan H0 membawa kita pada penerimaan Hipotesis
Alternatif (H1) (beberapa buku menulisnya sebagai Ha ). Nilai Hipotesis Nol (H0) harus menyatakan
dengan pasti nilai parameter.
H0 ditulis
dalam bentuk persamaan
Sedangkan
Nilai Hipotesis Alternatif (H1) dapat memiliki beberapa kemungkinan.
H1 ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; ).
Misalnya
pada penelitian tentang kinerja karyawan pria dan wanita di restoran Jawis,
maka perumusan masalahnya misalnya adakah perbedaan kinerja karyawan pria dan
wanita di restoran Jawis. Kalau ada
perbedaan tentu saja ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Oleh
karena itu pada perbedaan tersebut dapat dicermati lebih lanjut misalnya kinerja
pria lebih tinggi daripada wanita, atau
sebaliknya.
Sehubungan
dengan itu arah penelitian bisa:
Hanya
ingin mengetahui apakah ada perbedaan kinerja pria dan wanita.
Ingin
mengetahui apakah pria lebih tinggi kinerjanya daripada wanita.
Ingin
mengetahui apakah wanita memiliki kinerja lebih tinggi daripada pria.
Kalau
sekedar ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan, maka uji yang dipilih adalah
uji hipotesa dua arah. Sedangkan bila ingin mengetahui siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih
rendah kinerjanya diperlukan uji hipotesa satu arah saja. Penentuan uji
statistik untuk hipotesa satu arah berbeda dengan uji statistik hipotesa dua
arah.
Pada
hipotesa dua arah, perumusan hipotesanya adalah :
Ho:
Tidak ada perbedaan kinerja pria dan wanita di restoran Jawis.
Ha:
Ada perbedaan kinerja pria dan wanita di restoran Jawis. Atau secara ringkas
ditulis:
Ho:
Kinerja pria = kinerja wanita.
Ha:
Kinerja pria
kinerja wanita.
Pada
hipotesa satu arah, perumusan hipotesanya adalah :
Ho:
Di restoran Jawis kinerja pria lebih tinggi daripada kinerja wanita.
Ha:
Di restoran Jawis kinerja pria lebih rendah daripada kinerja wanita. Atau
secara ringkas ditulis:
Ho:
Kinerja pria > kinerja wanita. Ha:
Kinerja pria < kinerja wanita.
Ho:
Kinerja wanita > kinerja pria.
Ha:
Kinerja wanita < kinerja pria.
Contoh
1.
Sebelum
tahun 2009, pendaftaran siswa SMK Jawis
dilakukan dengan pengisian formulir secara manual. Pada tahun 2009, PSB SMK Jawis memperkenalkan
sistem pendaftaran "ON-LINE".
Seorang
panitia PSB ingin membuktikan
pendapatnya “bahwa rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem ON-LINE akan lebih
cepat dibanding dengan sistem yang lama” Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan
membuat hipotesis awal, sebagai berikut :
Hipotesis
Awal : rata-rata waktu pendaftaran SISTEM "ON-LINE" sama saja dengan
SISTEM LAMA.
Panitia
PSB tersebut akan mengambil contoh dan berharap hipotesis awal ini ditolak,
sehingga pendapatnya dapat diterima!
Contoh
2 :
Manajemen
Kereta Api Indonesia (PT. KAI) melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif
dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh
positif terhadap penerimaan PT. KAI.
Untuk membuktikan pendapat ini, hipotesis awal yang diajukan adalah
:
Hipotesis
Awal : TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH maupun SEBELUM dilakukan
perubahan sistem pemeriksaan karcis.
Manajemen
berharap hipotesis ini ditolak, sehingga membuktikan bahwa pendapat mereka
benar!
Contoh
3. (dari Contoh 1.)
Pada
sistem lama, rata-rata waktu pendaftaran
adalah 50 menit. Kita akan
menguji pendapat Panitia PSB tersebut, maka:
Hipotesis
awal dan Alternatif yang dapat kita buat :
H0
|
:
|
= 50 menit (sistem
baru dan sistem lama tidak berbeda)
|
H1
|
:
|
50 menit (sistem
baru tidak sama dengan sistem lama), atau
|
H0
|
:
|
= 50 menit (sistem
baru sama dengan sistem lama)
|
H1
|
:
|
< 50 menit (
sistem baru lebih cepat)
|
Contoh 4 (dari Contoh 2.)
Penerimaan
PT. KAI per tahun sebelum intensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan sebesar
sama dengan Rp. 3 juta.
Maka Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif dapat disusun sebagai
berikut
:
H0
:
|
= 3 juta (sistem
baru dan sistem lama tidak berbeda)
|
H1
:
atau
|
3 juta (sistem
baru tidak sama dengan sistem lama)
|
H0
:
|
= 3 juta (sistem
baru dan sistem lama tidak berbeda)
|
H1 :
|
> 3 juta (sistem baru menyebabkan
penerimaan per tahun lebih besar
|
dibanding
sistem lama)
STUDI
KASUS
BOJONEGORO
I SURYA - Tanaman tembakau jenis Virginia Voor Oosgt (VO) dan Jawa, yang berada
pada areal 2.733 hektare di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dikhawatirkan mati
akibat tergenang air hujan. “Tanaman tembakau yang tergenang air hujan tersebut
hampir dipastikan mati karena genangan air hujan di sawah petani sulit dibuang
dan dikeringkan,” kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan
Perkebunan Bojonegoro, Khoirul Insan, Rabu (15/9/2010).
Tugas
:
Buat
rumusan masalahnya
Buat
rumusan hipotesisnya
h.
Variabel Penelitian
Konsep
merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti).
Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan
sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seperti konsep
partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct.
Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang
dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi
operasional. Definisi operasional, yaitu definisi yang khusus dipergunakan
untuk penelitian yang bersangkutan, bukan definisi buku atau definisi kamus.
Misalnya definisi operasional variabel tergantung pada masalah skor tes
kemampuan IPA, bisa dibatasi pada ; skor tes semesteran, atau skor tes harian,
atau skor tes ujian akhir, atau skor kemampuan pengetahuan (teori) IPA, atau
skor kemampuan praktik IPA, dll.
Konsep
yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel penelitian adalah
faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Macam-macam
variabel penelitian:
Variabel
Bebas (Independent variable)
Variabel
bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi,
atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala
yang diobservasi. Pada contoh pengaruh warna minat beli sepeda motor, “warna”
adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap
“minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor dapat menimbulkan minat
beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
Variabel
Tergantung (dependent variable)
Variabel
tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan
dengan varibel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya
diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh varaibel
bebas. Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka
variabel tergantungnya ialah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah
terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. Untuk meyakinkan
pengaruh variabel bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat
diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi
terhadap varibel bebas membuktikan adanya hubungan antara varaibel bebas warna
dan minat beli konsumen.
Variabel
Moderat (Moderate variable)
Variabel
moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk
menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel
bebas pertama dan variabel tergantung. Variabel moderat merupakan variabel yang
faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui
apakah varaibel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung.
Pada
kasus adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat beli, peneliti
memilih variabel moderatnya ialah “harga”.
Dengan dimasukannya variabel moderat harga, peneliti ingin mengetahui
apakah besaran hubungan kedua varibel tersebut berubah. Jika berubah maka
keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika tidak berubah maka variabel
moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua variabel yang diteliti. Contoh lain:
Hipotesa:
Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan meningkatnya kesadaran
merek handphone Samsung di kalangan
konsumen
Variabel
bebas: promosi
Variabel
tergantung: kesadaran merek
Variabel
moderat: media promosi
Variabel
Kontrol (Control variable)
Dalam
penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh
yang dapat menganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
Suatu varaibel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol.
Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh
peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya.
Jika
tidak dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang
dikaji.
Contoh:
Hipotesa:
ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli di kalangan
wanita
Variabel
bebas: kontras warna
Variabel
tergantung: keputusan membeli
Variabel
kontrol: wanita (jenis kelamin)
Pada
kasus penelitian di atas variabel kontrolnya jenis kelamin wanita. Asumsi
peneliti hanya wanita saja yang terpengaruh kontras warna baju jika mereka
ingin membelinya.
Variabel
pengganggu (Intervening variabel)
Variabel
bebas, tergantung, kontrol dan moderat merupakan variabel-variabel kongkrit.
Ketiga variabel, yaitu variabel bebas, kontrol dan moderat tersebut dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruh ketiga varaibel tersebut dapat dilihat
atau diobservasi. Lain halnya dengan variabel pengganggu, variabel tersebut
bersifat hipotetikal artinya secara
kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi
hubungan antara varaibel bebas dan tergantung yang sedang diteliti. Oleh karena
itu, variabel pengganggu didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat,
diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh
variabel bebas dan variabel moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.
Contoh:
Hipotesa:
Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan tugas tersebut
akan semakin meningkat
Variabel
bebas: minat terhadap tugas
Variabel
tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas
Variabel
penganggu: proses belajar
Keterangan
kasus di atas adalah sebagai berikut jika siswa tertarik terhadap tugas yang
diberikan oleh guru, maka hasilnya akan baik. Besar kecilnya kinerja
dipengaruhi oleh minat; sekalipun demikian hasil akhir pengerjaan tugas
tersebut dipengaruhi oleh faktor siswa belajar atau tidak terlebih dahulu dalam
mengerjakan tugas tersebut. Dengan minat yang tinggi dan persiapan belajar yang
baik, maka kinerjanya akan semakin besar.
Contoh
2:
Hipotesa:
Layanan yang baik mempengaruhi kepuasan pelanggan
Variabel
bebas: layanan yang baik
Variabel
tergantung: kepuasan pelanggan
Variabel
pengganggu: kualitas jasa / produk
Pada
umumnya layanan yang baik akan memberikan kepuasan yang tinggi terhadap
pelanggan; sekalipun demikian kualitas jasa akan mempengaruhi hubungan variabel
layanan dengan variabel kepuasan. Layanan baik belum tentu memberikan kepuasan
kepada pelanggan jika kualitas jasanya atau produknya rendah. Misalnya sebuah
toko sepatu memberikan layanan yang baik kepada pelanggannnya. Ketika seorang
pembeli mengetahui bahwa sepatunya sobek pada bagian tertentu maka tingkat
kepuasannya akan turun.
Hubungan
Antara Variabel Bebas dan Variabel Tergantung
Pada
umumnya orang melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dari satu varibel,
yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Kedua varibel tersebut kemudian
dicari hubungannya.
Contoh
1
Hipotesa
penelitian: Ada hubungan antara “gaya kepemimpinan” dengan “kinerja” pegawai
Variabel
bebas: gaya kepemimpinan
Variabel
tergantung: minat beli
Gaya
kepemimpinan mempunyai hubungan dengan kinerja pegawai, misalnya gaya
kepemimpinan yang sentralistis akan berdampak terhadap kinerja pegawai
secara berbeda dengan gaya kepemimipinan
yang bersifat delegatif.
Contoh
2
a) Hipotesa penelitian: Ada
hubungan antara promosi dengan volume penjualan b) Variabel bebas: promosi
c) Variabel tergantung: volume
penjualan
Promosi
mempunyai hubungan dengan ada dan tidaknya peningkatan volume penjualan di
perusahaan tertentu.
Contoh
Kasus
Mengukur
metode dalam mengajar terhadap prestasi siswa. Asumsi peneliti ialah ada
variabel-variabel lain yang mempengaruhi, yaitu kepribadian siswa, jenis
kelamin dan sarana formalitas di kelas.
Variabel
bebas: Metode
Variabel
tergantung: prestasi belajar
Variabel
moderator: kepribadian siswa
Variabel
kontrol: jenis kelamin
Variabel
pengganggu: sarana formalitas di kelas
Keterangan
dari kasus di atas adalah sebagai berikut:
Peneliti
ingin mengetahui ada dan tidaknya pengaruh metode mengajar dengan prestasi
siswa. Metode mengajar merupakan variabel bebas dan prestasi siswa merupakan
variabel tergantung. Peneliti juga mempertimbangkan adanya faktor lain yang
mempengaruhi hubungan dua variabel tersebut, yaitu kepribadian siswa. Variabel
kepribadian siswa sengaja dipilih untuk menentukan apakah kehadirannya
mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Peneliti
bermaksud menetralisasi kemungkinan berpengaruhnya faktor jenis kelamin, oleh
karena itu jenis kelamin akan dikontrol sebagai variabel kontrol. Tujuannya
ialah menghilangkan kemungkinan munculnya kerancuan akibat faktor tersebut.
Secara teori sarana formalitas di kelas akan mempengaruhi hubungan antara
metode mengajar dan prestasi siswa. Maka sarana formalitas di kelas dijadikan
sebagai variabel pengganggu.
Pengukuran
variabel
Mengukur
adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan. Sedangkan besaran adalah segala sesuatu yang dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Jika kita hendak melakukan
penelitian, maka harus ditetapkan dulu skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabelnya.
Ada
empat jenis skala pengukuran ialah: (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3)
skala interval, dan (4) skala rasio
Skala
Nominal
Skala
nominal adalah skala yang paling sederhana disusun menurut jenis atau fungsi
bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik
lainnya. Contohnya : jenis kulit hitam 1.kuning 2. putih 3. Angka 1,2,3 hanya
sebagai label saja.
Skala
Ordinal
Skala
Ordinal ialah skala yang didasarkan pada rangking, di urutkan dari jenjang yang
lebih tinggi sampai jenjang terendah. Contohnya : Status sosial kaya no.1,
sederhana no.2, dan miskin no.3,
Skala
Interval
Skala
interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang
lainnya dan mempunyai bobot yang sama. Contohnya: skor ujian perguruan tinggi :
A,B,C,D,dan E.
Skala
Ratio
Skala
Ratio adalah adalah angka-angka yang menunjukkan nilai yang sebenarnya.
Contohnya: berat badan 50 kg, tinggi pohon 3 meter, tinggi badan manusia 175
cm.
Alat
ukur yang telah ditetapkan sebelum digunakan terlebih dahulu juga harus diuji.
Pengujian instrumen penelitian dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang akan
diukur.Validitas untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-benar
mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain, validitas
berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi
operasional dari variabel.
Reliabilitas
adalah pengujian alat ukur yang bertujuan untuk melihat stabilitas dan
konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alas ukur dikatakan reliabel
jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang
sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.
Tiga
jenis reliabilitas, yaitu stability reliability, representative reliability,
equivalence reliability. Reliabilitas
menunjukkan kemantapan/konsistensi hasil
pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur
sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam
kondisi yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur
fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau
konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh.
Teknik-teknik
untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a. teknik ulangan, b.
teknik
bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu
teknik saja yaitu teknik belah dua.
Teknik
belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi
alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
Mengajukan
instrumen kepada sejumlah responden kemudia dihitung validitas itemnya. Item
yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang tidak valid dibuang.
Membagi
item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk mebelah instrumen menjadi
dua, dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut:
Membagi
item dengan cara acak (random). Separo masuk belahan pertama, yang separo lagi
masuk belahan kedua; atau
Membagi
item berdasarkan nomor genap-ganjil. Item yang bernomor ganjil dikumpulkan
menjadi satu dan yang bernomor genap juga dijadikan satu. Untuk menghitung
reliabilitasnya skor total dari kedua belahan itu dikorelasikan.
2.
Penetapan Metode Penelitian
Penetapan
metode penelitian mencakup; penentuan subyek penelitian (populasi dan sampel),
metode pengumpulan data (penyusunan angket) dan, metode analisis data (pemilihan analisis
statistik yang sesuai dengan jenis data).
Pengertian
Populasi dan Sampel
Dalam
penelitian kuantitatif, penggunaan populasi dan sampel memegang peran yang
penting. Bukan, saja kita dituntut untuk memahami dengan baik, apa yang
dimaksud dengan populasi dan sampel, namun kita juga harus dapat menerapkannya
dengan baik dan benar. Banyak hal yang harus dijadikan pertimbangan ketika kita
akan melakukan proses penarikan sampel. Perlu tidaknya kita mengambil sampel,
juga merupakan satu hal yang perlu kita pertimbangkan. Demikian pula besar
kecilnya sampel perlu kita pertimbangkan dengan benar. Segala pertimbangan
tersebut dapat berakibat pada kebenaran ilmiah dari hasil laporan yang kita
lakukan.
Dalam
mempelajari populasi dan sampel, terdapat beberapa konsep yang harus kita
pahami baikbaik, yaitu populasi target, populasi survei, sampling unit,
sampling element, unit analisis dan unit observasi, yang semua konsep tersebut
saling terkait. Dalam melakukan pertimbanganpertimbangan, maka sebaiknya
pertimbangan yang sifatnya praktis, seperti pertimbangan akan masalah biaya,
waktu dan tenaga, jangan sampai pertimbangan praktis tersebut menjadi bahan
pertimbangan utama.
Teknik
Penarikan Sampel
Ada
dua cara teknik penarikan sampel, yaitu secara probabilita dan non probabilita.
Untuk teknik yang probabilita terbagi menjadi random sederhana, sistematis,
stratifikasi, serta cluster. Demikian pula untuk yang nonprobabilita terbagi ke
dalam purposive, snowball, accidental, serta quota. Sebaiknya peneliti
melakukan teknik yang probabilita, karena dengan demikian hasil penelitian bisa
digeneralisasikan ke tingkat populasi. Mengenai teknik penarikan sampel dapat
dipelajari lebih lanjut pada buku-buku metodologi penelitian atau statistik.
Pembuatan
Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian adalah pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang apa
yang akan dilakukan dalam penelitian. Rancangan atau disain penelitian
digunakan untuk menentukan bagaimana latar penelitian diatur agar diperoleh
data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesa. Pemilihan disain harus mengacu
pada hipotesa yang akan diuji dan ditetapkan
sejak awal penelitian. Rancangan
penelitian memuat: judul, latar belakang masalah, masalah, tujuan, kajian
pustaka, hipotesis, definisi operasional, metode penelitian, jadwal
pelaksanaan, organisasi/tenaga pelaksana
dan rencana anggaran. Rancangan penelitian ini disajikan dalam bentuk
proposal.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data diperlukan kemampuan
melacak peta wilayah, sumber informasi dan keterampilan menggali data. Untuk
itu diperlukan pelatihan bagi para tenaga pengumpul data. Ada beberapa metode
dan alat untuk pengumpulan data, antara lain: a. Teknik Kuesioner
Teknik
kuesioner dapat ditempuh dalam beberapa cara, yaitu:
Teknik
mailed questionnaire. Ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengirimkan kuesioner kepada responder ke rumah masing-masing.
Teknik
pembagian kuesioner secara langsung. Teknik ini ditempuh dengan cara menemui
responder secara langsung dan kuesioner diisi sendiri oleh si responder.
Teknik
wawancara berstruktur. Teknik ini merupakan suatu wawancara didasarkan pada
kuesioner, dimana pewawancara akan membacakan pertanyaan satu per satu kepada
responder
Survai
dan Eksperimen
Istilah
survei biasanya dirancukan dengan istilah observasi dalam pengertian
seharihari. Pada hal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda,
walaupun keduanya merupakan kegiatan yang saling berhubungan.
Menurut
kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki
kepastian informasi, terutama bagi orangorang yang bertanggung jawab atau yang
tertarik. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan
menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi
itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei.
Ada
beberapa tipe dalam survei, yaitu:
Survei
yang lengkap, yaitu yang mencakup seluruh populasi atau elemen-elemen yang
menjadi objek penelitian. Survei tipe ini disebut sensus.
Survei
yang hanya menggunakan sebagian kecil dari populasi, atau hanya menggunakan
sampel dari populasi. Jenis ini sering disebut sebagai sample survey method.
Eksperimen
adalah usaha pengumpulan data sedemikian rupa, sehingga memungkinkan memperoleh
kesimpulan yang jelas, terutama kebenaran suatu hipotesis yang menyangkut hubungan
sebab-akibat. Di dalam melakukan eksperimen, peneliti harus menciptakan suatu
situasi buatan atau kondisi yang dimanipulasi, untuk dapat memperoleh data yang
diperlukan untuk pengukuran suatu gejala yang tepat. Penelitian eksperimen
tidak hanya dilakukan di suatu ruangan yang tertutup, seperti ruang
laboratorium, tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan yang tidak dibuat
dengan desain khusus. Namun kedua cara ini mempunyai kekuatan dan kelemahan
masing-masing.
Metode
Polling
Polling
adalah suatu penelitian (survei) dengan menanyakan kepada masyarakat mengenai
pendapat suatu isu/masalah tertentu. Secara metodologis, polling adalah suatu
teknik untuk menyelidiki apa yang dipikirkan orang terhadap isu/masalah yang
muncul. Jadi polling adalah metode untuk mengetahui pendapat umum (public
opinion).
Pengertian
tentang pendapat umum (public opinion) adalah sebagai apa yang dipikirkan,
sebagai pandangan dan perasaan yang sedang berkembang di kalangan masyarakat
tertentu mengenai setiap isu yang menarik perhatian rakyat.
Ada
beberapa tahapan dalam polling, yaitu: penentuan topik, menentukan tujuan
polling, menentukan populasi, menentukan metode pengambilan data yang akan
digunakan dan menentukan teknik pengolahan data dan penyajian hasil
(publikasi).
Pengolahan,
Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
a.
Pengolahan data
Pengolahan
data meliputi editing, coding, katagorisasi dan tabulasi data. Analisis data
bertujuan menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan ditafsirkan. Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Interpretasi bertujuan menafsirkan hasil
analisis secara lebih luas untuk menarik kesimpulan.
Tahap
editing data atau yang disebut juga tahap pemeriksaan data adalah proses
peneliti memeriksa kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah
data yang terkumpul cukup baik dan dapat diolah dengan baik. Dalam editing data
dibutuhkan perhatian terhadap lengkapnya pengisian, kejelasan tulisan,
kejelasan makna jawaban, konsistensi antarjawaban, relevansi jawaban dan
keseragaman kesatuan data.
Proses
koding data adalah usaha penyederhanaan data penelitian. Proses ini di jalankan
dengan membuat kode untuk masing-masing kategori jawaban. Keuntungan yang
didapat adalah mempermudah dan mempercepat analisis serta mempermudah
penyimpanan data yang ada.
Dalam
koding data perlu diperhatikan sistem pengkodean berdasarkan jenis pertanyaan.
Terdapat dua macam sistem pengkodean yang berbeda yaitu terhadap jawaban
pertanyaan tertutup dan terhadap jawaban pertanyaan terbuka. Sistem lain yang
lebih terperinci adalah berdasarkan jenis pertanyaan. Tahap selanjutnya adalah
cleaning data. Pada tahap ini, suapaya data mudah dianalisis, data yang ada
diringkas. Tentunya terdapat informasi yang hilang, namun usaha ini pada
hakikatnya dilakukan untuk mengecek dan menghilangkan data-data yang tidak
perlu atau dapat merusak pengolahan data.
Proses
recording data, adalah proses perekaman atau pengkoleksian data dalam sebuah
wahana yang dapat memaparkan hasil penelitian kita. Wahana, tersebut dapat
berupa komputer atau wahana lainnya. Kemudian proses pembentukan yang merupakan
proses dengan mengkode data berdasarkan buku kode yang telah disusun. Data
dimasukkan ke dalam lembar kode dengan kode angka yang sudah di tentukan.
b.
Rencana Analisa Data
Rencana
analisis data harus dibuat dalam penelitian, karena dengan proses ini dapat
menuntun peneliti bagaimana data yang ada harus disusun agar mempunyai makna.
Rencana analisis data didasarkan pada kondisi yang telah dikumpulkan yang
berarti dapat saja data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat berbeda
dengan apa yang telah direncanakan semula.
Ada
beberapa kondisi data penelitian:
adanya
keterbatasan dan peneliti sehingga rencana data yang seharusnya bisa digali
ternyata tidak banyak dapat dilakukan.
Data
yang didapat dilapangan tidak terbatas pada data yang sudah direncanakan.
Dari
data yang direncanakan hanya beberapa bagian yang diperoleh di lapangan.
Terjadi
ketidaksamaan antara data yang direncanakan dengan data yang diperoleh. c. Penyajian Data
Setelah
data sudah selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data
tersebut dalam bentuk laporan. Dalam penyajian datanya, kita bisa menyajikan
dalam dua cara, yaitu dengan menggunakan angka-angka yang dibuat dalam bentuk
tabel frekuensi. Tabel frekuensi ini bisa menyajikan tabel univariat (satu
variabel), tabel bivariat (untuk dua variabel), serta tabel multivariat (untuk
lebih dari dua variabel). Tabel univariat digunakan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi dari sebuah variabel.
Tabel
bivariat digunakan untuk memberikan gambaran pola hubungan antar variabel.
Sedangkan tabel multivariat digunakan untuk memberikan gambaran pola hubungan
antar dua variabel yang dikontrol dengan variabel ketiga. Penyajian lain dengan
cara menampilkan grafik. Ada banyak ragam grafik, yang masing-masing hanya bisa
digunakan untuk variabelvariabel tertentu.
d.
Analisa Data
Untuk
melakukan interpretasi dan analisis data, maka pemahaman akan skala variabel
menjadi penting, karena ada beberapa perhitungan statistik yang didasarkan pads
skala variabel. Untuk univariat, baik disajikan melalui tabel frekuensi maupun
melalui grafik, cars interpretasinya biasanya dilakukan dengan melihat
persentasenya. Untuk tabel bivariat, bisa dilihat berdasar ada tidaknya
hubungan, sifat hubungan, serta kekuatan hubungan. Untuk multivariat ada 5 tipe
elaborasi yang dimungkinkan, yaitu spesifikasi, replikasi, interpretasi,
eksplanasi, serta suppressor.
6.
Menyusun Laporan Penelitian
Untuk
memudahkan menyusun laporan maka diperlukan kerangka laporan /out line.
Kerangka laporan akan dibahas di pembelajaran selanjutnya.
Hal
yang penting dilakukan ketika melakukan penelitian sampai membuat laporan
penelitian adalah etika penelitian.
Etika
penelitian merupakan ketentuan yang mengatur tanggung jawab sosial, moral, dan
akademik peneliti terhadap manusia dan masyarakat yang diteliti, masyarakat
umum, disiplin ilmunya, rekan sebidang, pemesan, dan siswa dengan menghormati
hak, kepentingan, dan kepekaan mereka. Oleh karena itu, peneliti berkewajiban
menghargai martabat dan kerahasiaan subjek penelitian dan memperhatikan
kesejahteraan jasmani dan rohani orang yang diteliti. Dalam hal mengumumkan
atau menerbitkan hasilnya, misalnya peneliti wajib menghormati hak para nara
sumber untuk tidak disebutkan identitasnya, kecuali bila ada persetujuan yang
jelas dari yang bersangkutan. Dengan demikian keamanan jasmani, dan kesehatan
batin dari nara sumber tersebut dapat terlindungi dengan baik.
Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah peneliti berkewajiban menjelaskan maksud
dan tujuan penelitiannya kepada para nara sumber. Permohonan izin kepada
pejabat yang berwenang di lokasi penelitian itu juga perlu, apalagi penelitian
itu dilakukan di daerah bukan tempat kita bekerja/berdomisili. Hal itu untuk
menjaga hubungan baik kita sebagai peneliti dengan para nara sumber itu.
Menjalin hubungan baik itu harus dilakukan, sebab kemungkinan akan ada
penelitian lanjutan, meski bukan kita yang melanjutkan penelitian serupa
itu. Etika yang berlaku di dalam
penulisan ilmiah adalah :
Pertama,
dilarang memanipulasi data, misalnya data yang diolah bukan data yang
sebenarnya diperoleh dari lapangan, tetapi atas dasar perkiraan semata dari
peneliti sendiri.
Kedua,
dilarang melakukan plagiarism, yakni mengakui tulisan ahli lain sebagai tulisan
sendiri.
Ketiga,
dilarang menutupi kebenaran dengan sengaja, namun tidak berarti bahwa peneliti
boleh, menutupi kebenaran secara tidak
sengaja.
Keempat,
dilarang menyulitkan pembaca, artinya hal-hal yang ditulis dalam laporan itu
harus mudah dipahami oleh pembaca.
Kelima,
peran serta setiap orang yang terlibat di dalam penelitian harus diberi angka
kredit (penghargaan). Apabila penelitian itu dilakukan berdua, maka yang paling
banyak menyumbang (pikiran, gagasan waktu, tenaga, dan sebagainya) sejak
proposal hingga penulisan laporan itu, maka orang itu menjadi penulis utama,
sedangkan yang menyumbang lebih sedikit sebagai penulis kedua.
Keenam,
berilah pula penghargaan kepada para ahli yang buah pikiran, gagasan, dan karya
tulisannya dijadikan bahan rujukan.
Ketujuh,
berilah pula penghargaan kepada para informan, orang atau lembaga yang berjasa
dalam penelitian yang Anda lakukan.
Kedelapan,
jangan lupa mintalah pendapat kepada seorang penyunting agar laporan penelitian
Anda laik dibaca.
Perlu
diingat bahwa tujuan penelitian adalah menjelaskan hasil temuan, yang berarti
menjelaskan hal-hal yang belum diketahui orang. Oleh karena itu, dalam laporan
penelitian penyajian tulisan dan bahasa yang digunakan harus memungkinkan orang
mudah memahami maksud peneliti.
Tugas:
Buat
hipotesis yang berkaitan dengan tinggi siswa kelas x aph
Lakukan
pengukuran tinggi siswa kelas x aph untuk membuktikan kebenaran hipotesis anda.
LAKUKAN
: Kegiatan Kelompok
Sebaiknya
untuk melaksanakan kegiatan ini, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, di mana masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang.
Siapkan
penelitian berikut ini. Sebelum dilakukan, sebaiknya anda menyusun proposalnya
(dalam kegiatan berikutnya).
Tema
Penelitian
Pengaruh
oli mesin bekas terhadap percambahan biji kedele (kacang hijau).
Asumsi/dasar
pemikiran
Oli
mesin bekas jika dibuang ke tanah menyebabkan polusi tanah. Tanah yang terkena
polusi berpengaruh tidak baik terhadap tanaman, termasuk percambahan
biji-bijian.
Hipotesis
Perendaman
biji kedele (kacang hijau) dengan campuran olie mesin bekas dapat mempengaruhi percambahan biji kedele (kacang
hijau).
Alat
Gelas
atau wadah dari plastik 10 buah. 2. Spet bekas tinta printer
Gayung
air.
Kertas
label
Lembaran
kain kasa atau lembaran plastik bening.
Bahan
Biji
kacang-kacangan ( kedele/kacang hijau) 250 biji atau secukupnya.
Olie
mesin bekas 200 ml F. Cara kerja:
Siapkan
semua alat dan bahan.
Buatlah
campuran air bersih dengan oli mesin bekas dengan dosis 5 ml/1 liter air
(campuran A) dan air bersih biasa (larutan B).
Siapkan
dua kelompok gelas masing-masing terdiri dari 5 buah gelas berlabel A dan
berlabel B.
Kelompok
pertama terdiri 5 gelas berlabel A dan kelompok kedua 5 gelas berlabel B.
Masukkan/
rendam biji kedele/kacang hijau dalam
gayung yang berisi air.
Pilihlah
biji-bijian terendam saja, hitung
sedemikian hingga jumlahnya ada 250-an biji.
Masukkan
biji kedele/kacang hijau kedalam gelas berlabel A dan gelas berlabel B
masingmasing 25 biji (sejumlah yang sama).
Siram
semua gelas kelompok A dengan air campuran A, dan siram
gelas B dengan larutan B.
Masing-masing
banyaknya sama, sedemikian hingga semua biji terendam.
Biarkan
kedua kelompok gelas tadi selama 24 jam.
Buang
sisa air dalam gelas kemudian tutup gelas dengan kain basah atau plastik yang
dilobangi, biarkan di tempat teduh
selama 2 hari.
Pada
hari ke 4 atau 5, akhiri percobaan ini dan hitung berapa biji yang bisa bertunas,
dari masing-masing kemompok gelas.
Data
yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data, dan seterusnya, sampai
tahap-tahap penelitian berakhir.
G.
Hasil Kerja
Daftar
Pengamatan
No.
|
Jumlah
Biji yang bertunas/tumbuh
|
|
Gelas
Kelompok A
|
Gelas
Kelompok B
|
|
1
|
||
2
|
||
3
|
||
4
|
||
5
|
ULANGAN
HARIAN 1
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian
kuantitatif ?
2 Hal terpenting apa yang harus ada dalam
penelitian kuantitatif ?
Pertimbangan
apa saja yang digunakan untuk memilih masalah dalam penelitian?
Pertimbangan
apa saja yang digunakan untuk merumuskan masalah dalam penelitian?
Apa
fungsi landasan teori dalam penelitian?
Apakah
hubungan hasil telaah pustaka dengan hipotesis ?
Apa
akibatnya dari sebuah penelitian yang hasil hipotesis nol-nya ditolak ?
Sebutkan
jenis – jenis variabel penelitian !
Apakah
yang dimaksud dengan reliabilitas dan validitas
alat ukur? jelaskan !
Jelaskan
perbedaan antara populasi dan sampel !
B.
Proposal Penelitian
Rancangan
penelitian biasanya dituangkan dalam bentuk proposal penelitian. Secara umum
format proposal penelitian adalah sebagai berikut:
PROPOSAL
PENELITIAN
1. URAIAN UMUM 1.1 JUDUL
Judul
merupakan ringkasan satu kalimat yang menggambarkan seluruh kegiatan
penelitian.
1.1 Bidang Ilmu : 1.2 Tim
Peneliti :
RINGKASAN
Berisi
latar belakang masalah, tujuan, narasi kerangka konseptual, dan metode
penelitian secara ringkas.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Latar
belakang masalah berisi uraian tentang kronologis masalah, untuk menjawab
pertanyaan mengapa masalah penelitian
Anda timbul dan perlu diteliti.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan
Masalah (Research Question) merupakan rumusan secara konkret masalah yang ada
dalam bentuk pertanyaan penelitian yang dilandasi pemikiran teoritis.
TUJUAN
dan MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.
Manfaat
penelitian merupakan implikasi hasil penelitian, baik dalam pengembangan maupun
terapan iptek.
KAJIAN
PUSTAKA
Kajian
pustaka memuat uraian yang sistematik tentang teori yang relevan, fakta, dan
hasil penelitian sebelumnya yang berasal dari pustaka atau penelitian
pendahuluan yang telah dilakukan yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
KERANGKA
KONSEPTUAL dan HIPOTESIS
Kerangka
konseptual merupakan konsep pemikiran untuk menyelesaikan masalah penelitian,
yang berisi hasil sintesis, abstraksi, deduksi, dan ekstrapolasi dari informasi
ilmiah yang dibaca peneliti dan disusun dalam bentuk bagan dan diberi narasi.
Hipotesis (bila ada) merupakan jawaban
sementara dari Rumusan Masalah
METODE
PENELITIAN
Metode
penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
penelitian. Metode penelitian terdiri dari:
8.1
Jenis / rancangan penelitian
8.2
Populasi, besar sampel, teknik pengambilan sampel.
8.3
Variabel penelitian
8.4
Batasan operasional variabel.
8.5
Lokasi dan jadwal penelitian.
8.6
Rancangan analisis data
8.7
Kerangka Operasional
Kerangka
operasional merupakan urutan pelaksanaan kegiatan penelitian, yang disusun
dalam bentuk bagan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ditulis
dengan Harvard style (disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan
abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber).
RINCIAN
ANGGARAN
Rincian
biaya tanpa honor peneliti.
LAKUKAN
: Kegiatan Kelompok
Buatlah
Proposal penelitian sesuai tema kegiatan penelitian di atas (kegiatan
sebelumnya). Agar lebih sempurna rancangan penelitian Anda, buatlah kelas
diskusi agar masing-masing kelompok bisa memberikan kritik atau apresiasi
terhadap rancangan penelitian tersebut.
Proposal
Penelitian
Judul
penelitian :
………………………..
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Rumusan
Masalah
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Tujuan
Penelitian
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Manfaat
Penelitian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
TINJAUAN
PUSTAKA
Kajian
Teori
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Rumusan
Hipotesis
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
METODE
PENELITIAN
Definisi
Operasional Variabel
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Rancangan
Penelitian
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Populasi
dan Sampel
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Instrumen,
Alat dan Bahan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Prosedur
Pelaksanaan Penelitian
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Rancangan
Analisis Data
……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Jadwal
Penelitian
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar