Pages

Selasa, 15 Oktober 2013

Ilmu Pengetahuan - Modul IPA SMK Kelas X smt1

ILMU PENGETAHUAN DAN METODE ILMIAH


Standar Kompetensi : Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan    
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik  
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat  menjelaskan pengertian pengetahuan, ilmu pengetahuan dan penelitian dengan benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dengan benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan memberikan contoh langkah-langkah metode ilmiah dengan benar.

A. Pengetahuan dan  Ilmu Pengetahuan  
Peristiwa alam merupakan peristiwa yang berulang setiap waktu. Dengan keteraturan itu manusia mulai memperhatikan gejala alam, melakukan pencatatan secara sistematis tentang apa yang telah terjadi, mengumpulkan catatan-catatan tentang gejala dan kejadian, mengelompokkan berbagai catatan tersebut ke dalam gejala yang sejenis, membedakan dan menghubungkan berbagai catatan peristiwa dan kejadian. Kemudian membuat kesimpulan yang hasilnya berupa ilmu pengetahuan.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan serapan panca indera, dan diolah  oleh akal budi secara spontan. Dapat juga dikatakan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang dilihat, didengar, dirasa, dicium, diraba dan hadir dalam kesadaran kita. Jadi pengetahuan bersifat spontan, dan subyektif. Kemampuan ini merupakan milik setiap manusia sejak lahir. 
Pengetahuan senantiasa melibatkan adanya  subyek yang mengetahui, dan obyek yang diketahui hal ikhwalnya. Selain itu pengetahuan juga berkait erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian  antara  pengetahuan yang ada pada subyek dan realitas yang ada pada obyek. Karena itu bila  terjadi ketidaksesuaian antara apa yang diketahui  dengan realitas obyeknya, maka dikatakan terjadi ketidakbenaran (kesalahan). 
Ilmu pengetahuan merupakan terjemahan dari kata sains, yang berasal dari kata scientia (bahasa Yunani). Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian scientia ini dianggap terlalu luas cakupannya, karena mencakup semua ilmu pengetahuan yang ada. Ilmu dapat didefinisikan sebagai hasil proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu Pengetahuan ialah  pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis dan koheren. 
Sejalan dengan problema yang dihadapi manusia dan sesuai dengan karakteristik ilmu pengetahuan yang berkembang sampai saat ini, maka sains diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lahir dari olah karya budi manusia, yakni setelah manusia memanfaatkan kemampuan indera dan akal pikirannya. Olah karya budi merupakan aktivitas berpikir, bersikap dan pengembangan keterampilan. 
Aktivitas berpikir bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Lewat keterampilan menggunakan alat ukur, baik peralatan ukur yang canggih maupun tidak; manusia dapat memanfaatkan alat inderanya untuk mengoptimalkan kesadaran berpikir dalam mengamati, mengalami, menyelidiki gejala benda dan gejala kejadian. Seterusnya dengan menggunakan kemampuan olah pikir yang dimilikinya, yakni dengan melakukan penggabungan antara hasil pengamatan indera dan penalarannya akan didapat pengetahuan yang mantap. Dengan menggunakan kemampuan-kemampuan berpikir proses dalam alam semesta ini dapat dipelajari yang pada akhirnya gejala dapat dijelaskan baik.
IPA (sains) mencakup beberapa pengertian mendasar yang berkaitan dengan olah karya budi manusia dalam mengungkap alam semesta. Sains mencakup tiga aspek yang terpadu yakni:
Scientific attitudes (sikap ilmiah),
Scientific methods (metode ilmiah), 
Scientific product (produk ilmiah). 
Obyek IPA melibatkan konsepsi ilmiah tentang kenyataan alamiah. Sistematika sains (IPA) ditekankan pada masalah yang pada umumnya dapat dikerjakan oleh manusia. Dalam hal ini ilmu pengetahuan alam harus dapat diurutkan dan dipetakan (mapping) ke dalam hal yang lebih detail (rinci). Di samping itu ilmu pengetahuan alam haruslah bertolak dari kenyataan alamiah. Dengan demikian, peran pengamatan, pengukuran, klasifikasi menjadi pembuka tabir bagi benda yang jauh dari tempat kita berada.
Pengamatan adalah upaya untuk memperoleh bukti empiris, dalam rangka mengumpulkan informasi yang sifatnya faktual. Lewat pengamatan didapatlah fakta, selanjutnya dengan menggolongkan fakta sejenis, membandingkan dan menghubungkan berbagai fakta; kegiatan ini dalam rangka menguji dugaan atau ramalan yang telah diajukan. Apabila ramalan yang diajukan didukung oleh fakta yang dikumpulkan, artinya cocok dengan realitas atau kenyataan. Hal inilah yang menjadi fokus dalam memperoleh kebenaan ilmiah.
Sikap ilmiah dan proses ilmiah menyatu dalam terapannya, artinya antara metode ilmiah dan sikap ilmiah tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sikap ilmiah mencakup kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, objektif, hasrat ingin tahu, rendah hati, jujur, kemauan untuk mempertimbangkan fakta baru, pendekatan positif terhadap kegagalan, terbuka, teliti dan sebagainya. Dalam upaya menjelaskan fakta alamiah yang seringkali merupakan bentuk rahasia alam, tindakan para ilmuwan selalu dilandasi pada sikap alamiah di atas. 
Selanjutnya proses ilmiah atau seringali disebut metode ilmiah merupakan cara khusus dalam memecahkan masalah. Cara khusus ini meliputi langkah identifikasi masalah, membatasi masalah, merumuskan masalah secara spesifik, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, menyimpulkan, ekstrapolasi dan membuat sintesis dan evaluasi dan sebagainya. 
Hasil temuan lewat proses ilmiah dan menggunakan sikap ilmiah secara akurat ini pada akhirnya diperoleh produk ilmiah. Produk ilmiah dalam IPA dapat berupa fakta, data, konsep, teori, hukum dan prinsip
1. Jenis Pengetahuan
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan  non-ilmiah dan pengetahuan pra ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indera atau instuisi terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya sehingga tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, manfaat air cucian benda pusaka untuk menyembuhkan penyakit,  dll. 
Pengetahuan pra ilmiah adalah hasil serapan indera dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat larutan tepung kanji untuk mengobati gejala maag atau iritasi lambung.  Pengetahuan ini selanjutnya dapat dibuktikan kebenarannya dengan di teliti dan diuji di laboratorium.   
Oleh karena hasil serapan panca indera dan cakupan pengalaman manusia itu sedemikian luas dan beraneka ragam, maka pengetahuan manusia juga demikian. Oleh karena itu agar pengetahuan  bisa menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta koheren. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, lebih rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah  pengetahuan menggunakan metode-metode tertentu, tidak  serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan  langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga merupakan suatu keseluruhan yang terpadu. Korehen,  berarti setiap bagian dari jabaran pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut  research atau penelitian. Usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode tertentu, yang disebut dengan metode ilmiah. Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan, antara lain atas :
Ilmu Pengetahuan fisis-kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris.  Pengetahuan ini  diperoleh  melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dll.
Ilmu pengetahuan formal-kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan  cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok  ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dll.
Ilmu pengetahuan metafisis-substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis/rasional) dengan mencari hakekat, prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan. 

b. Sifat Ilmu Pengetahuan  
Logis yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. 
Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena. 
Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Oleh karena itu ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal. 
Metodis. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan. 
Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan  langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga merupakan suatu keseluruhan yang terpadu. 
Korehen, atau akumulatif berarti setiap bagian dari jabaran pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka. 

LAKUKAN : 
1. Kegiatan Individu 
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, berikan contoh  apa saja yang termasuk pengetahuan nonilmiah dan apasaja yang termasuk pengetahuan pra-ilmiah. Tuangkan dalam bentuk tabel berikut ini!
No.
Pengetahuan Non-Ilmiah
Pengetahuan Non-Ilmiah
1


2


3


4


5



ULANGAN HARIAN 1
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
Apakah yang dimaksud dengan Pengetahuan ?  Bagaimana pengetahuan itu dianggap benar?
Siapakah yang menjadi subyek pengetahuan? Apakah yang menjadi obyek pengetahuan?
Sebutkan tiga aspek dalam sains!
Apakah yang dimaksud dengan pengamatan? Jelaskan !
Apakah saja yang termasuk sifat ilmu pengetahuan?
B. Metode ilmiah dan Penelitian
1. Metode Ilmiah
Para ilmuwan bekerja menggunakan suatu metode yang dikenal dengan metode ilmiah. Istilah metode, dari methodos (Yunani) berarti cara atau jalan. Metode berhubungan dengan cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam arti yang luas, istilah metodologi menunjuk kepada proses, prinsip, serta prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawab atas masalah tersebut. Jadi metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

a. Sikap Ilmiah
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah, merupakan sikap yang semastinya dimiliki oleh setiap peneliti dan ilmuwan agar hasil penelitiannya berkualitas dan memiliki derajat keilmiahan yang tinggi. Adapun unsur dari sikap ilmiah yang dimaksud  adalah :
Rasa ingin tahu, yaitu rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang terdapat disekitar kita yang diikuti dengan meneliti obyek-obyek tersebut.
Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada).
Obyektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi).
Tekun (tidak putus asa).
Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan).
Terbuka menerima pendapat yang benar dari orang lain. 
Rendah hati, lapang dada, toleran, sabar dsb

b. Ketrampilan Kerja Ilmiah
Berbagai kemampuan kerja ilmiah yang harus kita miliki antara lain:
Pengamatan (observasi). Ketrampilan mengamati merupakan salah satu cara untuk mendapatkan permasalahan yang harus kita pecahkan maupun menjawab masalah yang akan dipecahkan.
Pengelompokan (klasifikasi). Untuk mempermudah dalam mengenali obyek atau data hasil pengamatan, kita harus memiliki ketrampilan mengelompokkan.
Komunikasi dan Penafsiran. Komunikasi membutuhkan kemampuan untuk menangkap informasi dari buah pikiran orang, baik lisan maupun tulisan, dan menyampaikan kepada orang lain dalam bentuk berbagai media.
Bertanya. Bertanya merupakan kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang sesuatu.
Merencanakan. Berhasil tidaknya suatu percobaan/ penelitian sangat ditentukan oleh perencanaan.

2. Penelitian
Penelitian adalah istilah Indonesia yang merupakan terjemahan dari kosakata research (bhs Inggris), yang diindonesiakan dengan riset. Re bermakna kembali,  sedangkan search bermakna mencari. Research secara literal berarti mencari kembali.
Menurut Hillway (1956), penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Jika menghadapi masalah (sebagai stimuli) maka kita akan melakukan suatu tindakan  tertentu (sebagai respon) melalui suatu penalaran (logika) tertentu.  Stimuli akan ditangkap melalui pancaindera dan diteruskan ke otak kemudian dinalar sesuai dengan pengetahuan yang telah ada atau dimiliki untuk menentukan pemecahannya, selanjutnya diperintahkan ke organ tubuh untuk melakukan respon berupa tindakan dalam rangka menjawab stimuli. Jika belum berhasil proses ini akan berulang terus hingga mendapatkan tindakan yang sesuai. Prosedur stimuli dan respon ini memiliki tiga ciri, yaitu; sistematis, logis, dan empiris. Prosedur atau mekanisme ini merupakan acuan dasar dari metode ilmiah. Jika prosedur tersebut digunakan untuk memecahkan masalah maka prosedur tersebut dinamakan penelitian ilmiah.

a. Sifat Penelitian Ilmiah
Umumnya ada empat karakteristik  penelitian ilmiah yaitu:
Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar. Dari yang mudah  dan sederhana sampai yang kompleks.
Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bilamana dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Oleh karenanya  pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. 
Empirik. Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan  pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indera) atau melalui  hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai bahan penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
Hal-hal empirik  selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
Hal-hal empirik tidak bisa timbul secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus dapat diuji kembali oleh peneliti  lain dan harus memberikan hasil yang sama, bilamana dilakukan dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif maka penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

b. Siklus Penelitian
Untuk mencapai hasil yang diharapkan  dalam memecahkan masalah, penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan langkah-langkah tertentu yang teratur. Penelitian juga merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.  
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah: 
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Substansi permasalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan masalah atau Hipotesis
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuan-nya menjadi suatu perumusan. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model. Biasanya dibuat dengan cara membentuk kalimat tanya atau pertanyaan dari masalah yang kita hadapi. Hipotesis juga merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebabakibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Dengan catatan, tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.




Pembelajaran 2
RANCANGAN PENELITIAN  

Standar Kompetensi : Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan    Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat rumusan langkah  penelitian  dengan benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menjelaskan  tentang hipotesis dengan benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat variasi hipotesis dengan benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat membuat proposal penelitian secara lengkap dan  benar.
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat menerapkan rancangan penelitian dengan benar.

A. Penelitian 
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting. Penggunaan pendekatan kuantitatif, membuat peneliti harus mengikuti suatu pola yang sesuai dengan karakteristik pendekatan kuantitatif. Demikian pula dalam merumuskan permasalahan, karena asumsi penelitian kuantitatif adalah mencari penjelasan-penjelasan hukum universal, maka permasalahan yang dirumuskan dalam pendekatan kuantitatif lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kuantitatif akan digeneralisasi, sehingga penggunaan sampel yang semakin mendekati jumlah populasi. 

1. Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi  dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakang berisi:
Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian  
Penjelasan bahwa masalah  tersebut relevan, aktual  dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman
Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi perkembangan ilmu
b). Pemilihan Masalah 
1) Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji). 2) Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
Sesuai dengan kualifikasi peneliti.
Menghubungkan dua variabel atau lebih.
c). Perumusan Masalah  
Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Jelas dan padat.
Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian. 
Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, suatu masalah dapat dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan adanya tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Terlepas dari bentuk perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, yaitu sebagai berikut :
Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang gejalagejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya. 
Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak mendua arti (ambigu), artinya tidak ada maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga tidak diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. 
Masalah yang baik selalu dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan unsur akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut secara empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur.  

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis. 

Telaah Pustaka
Manfaat Telaah Pustaka
Untuk memperdalam  pengetahuan tentang masalah yang diteliti. 
Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran.
Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa. 4) Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian.
 
Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri. 
Teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih  maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.
Kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif sangatlah penting. Hal ini dikarenakan dari teori tersebut instrumen penelitian ditentukan. Alur penjelasan dalam penelitian kuantitatif berbentuk deduktif, yaitu suatu alur berpikir yang mengawali penjelasannya dengan penjelasanpenjelasan yang bersifat umum dan mengakhiri penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus. 
Fungsi teori sendiri dalam suatu penelitian kuantitatif adalah untuk merumuskan pertanyaan penelitian, mengidentifikasi konsep-konsep dan merumuskannya ke dalam bentuk variabel-variabel, merumuskan hipotesis, dan menetapkan unit analisis. 

g. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara  teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang  akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. 
Hipotesis yang diajukan peneliti, setelah membaca teori-teori yang relevan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Oleh karena itu, penggunaan kata tanya dalam perumusan masalah harus juga diperhatikan dengan mempertimbangkan jawaban yang logis dalam hipotesis, sehingga tidak mungkin peneliti dapat mengajukan hipotesis manakala kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah ilmiah adalah kata tanya seperti “sejauh manakah” atau “seberapa besarkah,” karena jawabannya sejauh itu atau sebesar itu.
Ada beberapa cara penulisan hipotesa. Cara menulis hipotesa tergantung pada arah penelitian dan uji hipotesa yang hendak dilakukan, yaitu uji hipotesa satu arah apa dua arah.  Hipotesis awal yang diharap akan ditolak disebut : Hipotesis Nol (H0). Penolakan   H0 membawa kita pada penerimaan Hipotesis Alternatif (H1) (beberapa buku menulisnya sebagai Ha ).  Nilai Hipotesis Nol (H0) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
H0    ditulis dalam bentuk persamaan
Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif (H1) dapat memiliki beberapa kemungkinan.
     H1           ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; ).
Misalnya pada penelitian tentang kinerja karyawan pria dan wanita di restoran Jawis, maka perumusan masalahnya misalnya adakah perbedaan kinerja karyawan pria dan wanita  di restoran Jawis. Kalau ada perbedaan tentu saja ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Oleh karena itu pada perbedaan tersebut dapat dicermati lebih lanjut misalnya kinerja pria lebih tinggi  daripada wanita, atau sebaliknya. 
Sehubungan dengan itu arah penelitian bisa:
Hanya ingin mengetahui apakah ada perbedaan kinerja pria dan wanita.
Ingin mengetahui apakah pria lebih tinggi kinerjanya daripada wanita.
Ingin mengetahui apakah wanita memiliki kinerja lebih tinggi daripada pria.
Kalau sekedar ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan, maka uji yang dipilih adalah uji hipotesa dua arah. Sedangkan bila ingin mengetahui  siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih rendah kinerjanya diperlukan uji hipotesa satu arah saja. Penentuan uji statistik untuk hipotesa satu arah berbeda dengan uji statistik hipotesa dua arah. 
Pada hipotesa dua arah, perumusan hipotesanya adalah :
Ho: Tidak ada perbedaan kinerja pria dan wanita di restoran Jawis.
Ha: Ada perbedaan kinerja pria dan wanita di restoran Jawis. Atau secara ringkas ditulis: 
Ho: Kinerja pria =  kinerja  wanita.
Ha: Kinerja pria kinerja  wanita.
Pada hipotesa satu arah, perumusan hipotesanya adalah :
Ho: Di restoran Jawis kinerja pria lebih tinggi daripada kinerja wanita.
Ha: Di restoran Jawis kinerja pria lebih rendah daripada kinerja wanita. Atau secara ringkas ditulis: 
Ho: Kinerja pria > kinerja  wanita. Ha: Kinerja pria < kinerja  wanita.
Ho: Kinerja wanita > kinerja  pria.
Ha: Kinerja wanita < kinerja  pria.
Contoh 1.           
Sebelum tahun 2009, pendaftaran siswa SMK Jawis  dilakukan dengan pengisian formulir secara manual.  Pada tahun 2009, PSB SMK Jawis memperkenalkan sistem pendaftaran "ON-LINE".    
Seorang panitia PSB  ingin membuktikan pendapatnya “bahwa rata-rata waktu pendaftaran dengan sistem ON-LINE akan lebih cepat dibanding dengan sistem yang lama” Untuk membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal, sebagai berikut : 
Hipotesis Awal : rata-rata waktu pendaftaran SISTEM "ON-LINE" sama saja dengan SISTEM LAMA.
Panitia PSB tersebut akan mengambil contoh dan berharap hipotesis awal ini ditolak, sehingga pendapatnya dapat diterima!
Contoh 2 :
Manajemen Kereta Api Indonesia (PT. KAI) melakukan pemeriksaan karcis KRL lebih intensif dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis yang intensif berpengaruh positif terhadap penerimaan PT. KAI.  Untuk membuktikan pendapat ini, hipotesis awal yang diajukan adalah : 
Hipotesis Awal : TIDAK ADA PERBEDAAN penerimaan SESUDAH maupun SEBELUM dilakukan perubahan sistem pemeriksaan karcis.  
Manajemen berharap hipotesis ini ditolak, sehingga membuktikan bahwa pendapat mereka benar! 
Contoh 3. (dari Contoh 1.)
Pada sistem lama, rata-rata waktu pendaftaran  adalah  50 menit. Kita akan menguji pendapat Panitia PSB tersebut, maka:
Hipotesis awal dan Alternatif yang dapat kita buat :
H0
:
= 50 menit (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda)
H1
:
50 menit (sistem baru tidak sama dengan sistem lama), atau 
H0
:
= 50 menit (sistem baru sama dengan sistem lama) 
H1
:
< 50 menit ( sistem baru lebih cepat)

Contoh  4 (dari Contoh 2.)
Penerimaan PT. KAI per tahun sebelum intensifikasi pemeriksaan karcis dilakukan sebesar sama dengan  Rp.  3 juta.  Maka Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif dapat disusun sebagai berikut
:
H0        :
= 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda)
H1        :
atau 
3 juta (sistem baru tidak sama dengan sistem lama)
H0        :
= 3 juta (sistem baru dan sistem lama tidak berbeda)
H1              :
  > 3 juta (sistem baru menyebabkan penerimaan per tahun lebih besar
dibanding sistem lama)

STUDI KASUS
BOJONEGORO I SURYA - Tanaman tembakau jenis Virginia Voor Oosgt (VO) dan Jawa, yang berada pada areal 2.733 hektare di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dikhawatirkan mati akibat tergenang air hujan. “Tanaman tembakau yang tergenang air hujan tersebut hampir dipastikan mati karena genangan air hujan di sawah petani sulit dibuang dan dikeringkan,” kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan Bojonegoro, Khoirul Insan, Rabu (15/9/2010).

Tugas :
Buat rumusan masalahnya
Buat rumusan hipotesisnya

h. Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seperti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi operasional. Definisi operasional, yaitu definisi yang khusus dipergunakan untuk penelitian yang bersangkutan, bukan definisi buku atau definisi kamus. Misalnya definisi operasional variabel tergantung pada masalah skor tes kemampuan IPA, bisa dibatasi pada ; skor tes semesteran, atau skor tes harian, atau skor tes ujian akhir, atau skor kemampuan pengetahuan (teori) IPA, atau skor kemampuan praktik IPA, dll.   
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel penelitian adalah faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Macam-macam variabel penelitian: 
Variabel Bebas (Independent variable)  
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Pada contoh pengaruh warna minat beli sepeda motor, “warna” adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. 
Variabel Tergantung (dependent variable)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan varibel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh varaibel bebas. Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka variabel tergantungnya ialah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. Untuk meyakinkan pengaruh variabel bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi terhadap varibel bebas membuktikan adanya hubungan antara varaibel bebas warna dan minat beli konsumen. 
Variabel Moderat (Moderate variable)
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung. Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah varaibel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. 
Pada kasus adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat beli, peneliti memilih variabel moderatnya ialah “harga”.  Dengan dimasukannya variabel moderat harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua varibel tersebut berubah. Jika berubah maka keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika tidak berubah maka variabel moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua variabel yang diteliti.  Contoh lain:
Hipotesa: Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan meningkatnya kesadaran merek handphone Samsung  di kalangan konsumen 
Variabel bebas: promosi
Variabel tergantung: kesadaran merek
Variabel moderat: media promosi

Variabel Kontrol (Control variable)
Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat menganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Suatu varaibel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya.
Jika tidak dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji. 
Contoh: 
Hipotesa: ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli di kalangan wanita 
Variabel bebas: kontras warna
Variabel tergantung: keputusan membeli
Variabel kontrol: wanita (jenis kelamin)
Pada kasus penelitian di atas variabel kontrolnya jenis kelamin wanita. Asumsi peneliti hanya wanita saja yang terpengaruh kontras warna baju jika mereka ingin membelinya. 

Variabel pengganggu (Intervening variabel)
Variabel bebas, tergantung, kontrol dan moderat merupakan variabel-variabel kongkrit. Ketiga variabel, yaitu variabel bebas, kontrol dan moderat tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruh ketiga varaibel tersebut dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan variabel pengganggu, variabel tersebut bersifat hipotetikal  artinya secara kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara varaibel bebas dan tergantung yang sedang diteliti. Oleh karena itu, variabel pengganggu didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variabel moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.
Contoh: 
Hipotesa: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan tugas tersebut akan semakin meningkat
Variabel bebas: minat terhadap tugas
Variabel tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas
Variabel penganggu: proses belajar
Keterangan kasus di atas adalah sebagai berikut jika siswa tertarik terhadap tugas yang diberikan oleh guru, maka hasilnya akan baik. Besar kecilnya  kinerja  dipengaruhi oleh minat; sekalipun demikian hasil akhir pengerjaan tugas tersebut dipengaruhi oleh faktor siswa belajar atau tidak terlebih dahulu dalam mengerjakan tugas tersebut. Dengan minat yang tinggi dan persiapan belajar yang baik, maka kinerjanya akan semakin besar.
Contoh 2: 
Hipotesa: Layanan yang baik mempengaruhi kepuasan pelanggan
Variabel bebas: layanan yang baik
Variabel tergantung: kepuasan pelanggan
Variabel pengganggu: kualitas jasa / produk
Pada umumnya layanan yang baik akan memberikan kepuasan yang tinggi terhadap pelanggan; sekalipun demikian kualitas jasa akan mempengaruhi hubungan variabel layanan dengan variabel kepuasan. Layanan baik belum tentu memberikan kepuasan kepada pelanggan jika kualitas jasanya atau produknya rendah. Misalnya sebuah toko sepatu memberikan layanan yang baik kepada pelanggannnya. Ketika seorang pembeli mengetahui bahwa sepatunya sobek pada bagian tertentu maka tingkat kepuasannya akan turun.

Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Tergantung 
Pada umumnya orang melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dari satu varibel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Kedua varibel tersebut kemudian dicari hubungannya.
Contoh 1
Hipotesa penelitian: Ada hubungan antara “gaya kepemimpinan” dengan “kinerja” pegawai
Variabel bebas: gaya kepemimpinan
Variabel tergantung: minat beli
Gaya kepemimpinan mempunyai hubungan dengan kinerja pegawai, misalnya gaya kepemimpinan yang sentralistis akan berdampak terhadap kinerja pegawai secara  berbeda dengan gaya kepemimipinan yang bersifat delegatif.
Contoh 2
a) Hipotesa penelitian: Ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan b) Variabel bebas: promosi
c) Variabel tergantung: volume penjualan
Promosi mempunyai hubungan dengan ada dan tidaknya peningkatan volume penjualan di perusahaan tertentu. 
Contoh Kasus
Mengukur metode dalam mengajar terhadap prestasi siswa. Asumsi peneliti ialah ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi, yaitu kepribadian siswa, jenis kelamin dan sarana formalitas di kelas.
Variabel bebas: Metode
Variabel tergantung: prestasi belajar
Variabel moderator: kepribadian siswa
Variabel kontrol: jenis kelamin
Variabel pengganggu: sarana formalitas di kelas
Keterangan dari kasus di atas adalah sebagai berikut: 
Peneliti ingin mengetahui ada dan tidaknya pengaruh metode mengajar dengan prestasi siswa. Metode mengajar merupakan variabel bebas dan prestasi siswa merupakan variabel tergantung. Peneliti juga mempertimbangkan adanya faktor lain yang mempengaruhi hubungan dua variabel tersebut, yaitu kepribadian siswa. Variabel kepribadian siswa sengaja dipilih untuk menentukan apakah kehadirannya mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Peneliti bermaksud menetralisasi kemungkinan berpengaruhnya faktor jenis kelamin, oleh karena itu jenis kelamin akan dikontrol sebagai variabel kontrol. Tujuannya ialah menghilangkan kemungkinan munculnya kerancuan akibat faktor tersebut. Secara teori sarana formalitas di kelas akan mempengaruhi hubungan antara metode mengajar dan prestasi siswa. Maka sarana formalitas di kelas dijadikan sebagai variabel pengganggu. 

Pengukuran variabel
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Sedangkan besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Jika kita hendak melakukan penelitian, maka harus ditetapkan dulu skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel-variabelnya. 
Ada empat jenis skala pengukuran ialah: (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, dan (4) skala rasio  
Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana disusun menurut jenis atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Contohnya : jenis kulit hitam 1.kuning 2. putih 3. Angka 1,2,3 hanya sebagai label saja.
Skala Ordinal
Skala Ordinal ialah skala yang didasarkan pada rangking, di urutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah. Contohnya : Status sosial kaya no.1, sederhana no.2, dan miskin no.3,
Skala Interval
Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lainnya dan mempunyai bobot yang sama. Contohnya: skor ujian perguruan tinggi : A,B,C,D,dan E.

Skala Ratio 
Skala Ratio adalah adalah angka-angka yang menunjukkan nilai yang sebenarnya. Contohnya: berat badan 50 kg, tinggi pohon 3 meter, tinggi badan manusia 175 cm.
Alat ukur yang telah ditetapkan sebelum digunakan terlebih dahulu juga harus diuji. Pengujian instrumen penelitian dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat  pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur.Validitas untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain, validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel. 
Reliabilitas adalah pengujian alat ukur yang bertujuan untuk melihat stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alas ukur dikatakan reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. 
Tiga jenis reliabilitas, yaitu stability reliability, representative reliability, equivalence reliability.  Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi  hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap  atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. 
Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a. teknik ulangan, b.
teknik bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua.
Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Mengajukan instrumen kepada sejumlah responden kemudia dihitung validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang tidak valid dibuang.
Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk mebelah instrumen menjadi dua, dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut: 
Membagi item dengan cara acak (random). Separo masuk belahan pertama, yang separo lagi masuk belahan kedua; atau 
Membagi item berdasarkan nomor genap-ganjil. Item yang bernomor ganjil dikumpulkan menjadi satu dan yang bernomor genap juga dijadikan satu. Untuk menghitung reliabilitasnya skor total dari kedua belahan itu dikorelasikan.

2. Penetapan Metode Penelitian
Penetapan metode penelitian mencakup; penentuan subyek penelitian (populasi dan sampel), metode pengumpulan data (penyusunan angket) dan,  metode analisis data (pemilihan analisis statistik yang sesuai dengan jenis data). 
Pengertian Populasi dan Sampel 
Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan populasi dan sampel memegang peran yang penting. Bukan, saja kita dituntut untuk memahami dengan baik, apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel, namun kita juga harus dapat menerapkannya dengan baik dan benar. Banyak hal yang harus dijadikan pertimbangan ketika kita akan melakukan proses penarikan sampel. Perlu tidaknya kita mengambil sampel, juga merupakan satu hal yang perlu kita pertimbangkan. Demikian pula besar kecilnya sampel perlu kita pertimbangkan dengan benar. Segala pertimbangan tersebut dapat berakibat pada kebenaran ilmiah dari hasil laporan yang kita lakukan. 
Dalam mempelajari populasi dan sampel, terdapat beberapa konsep yang harus kita pahami baikbaik, yaitu populasi target, populasi survei, sampling unit, sampling element, unit analisis dan unit observasi, yang semua konsep tersebut saling terkait. Dalam melakukan pertimbanganpertimbangan, maka sebaiknya pertimbangan yang sifatnya praktis, seperti pertimbangan akan masalah biaya, waktu dan tenaga, jangan sampai pertimbangan praktis tersebut menjadi bahan pertimbangan utama. 
Teknik Penarikan Sampel 
Ada dua cara teknik penarikan sampel, yaitu secara probabilita dan non probabilita. Untuk teknik yang probabilita terbagi menjadi random sederhana, sistematis, stratifikasi, serta cluster. Demikian pula untuk yang nonprobabilita terbagi ke dalam purposive, snowball, accidental, serta quota. Sebaiknya peneliti melakukan teknik yang probabilita, karena dengan demikian hasil penelitian bisa digeneralisasikan ke tingkat populasi. Mengenai teknik penarikan sampel dapat dipelajari lebih lanjut pada buku-buku metodologi penelitian atau statistik.
Pembuatan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Rancangan atau disain penelitian digunakan untuk menentukan bagaimana latar penelitian diatur agar diperoleh data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesa. Pemilihan disain harus mengacu pada hipotesa yang akan diuji dan ditetapkan  sejak awal penelitian. Rancangan penelitian memuat: judul, latar belakang masalah, masalah, tujuan, kajian pustaka, hipotesis, definisi operasional, metode penelitian, jadwal pelaksanaan,  organisasi/tenaga pelaksana dan rencana anggaran. Rancangan penelitian ini disajikan dalam bentuk proposal. 
Teknik Pengumpulan Data 
Dalam pengumpulan data  diperlukan kemampuan melacak peta wilayah, sumber informasi dan keterampilan menggali data. Untuk itu diperlukan pelatihan bagi para tenaga pengumpul data. Ada beberapa metode dan alat untuk pengumpulan data, antara lain: a. Teknik Kuesioner 
Teknik kuesioner dapat ditempuh dalam beberapa cara, yaitu: 
Teknik mailed questionnaire. Ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan kuesioner kepada responder ke rumah masing-masing. 
Teknik pembagian kuesioner secara langsung. Teknik ini ditempuh dengan cara menemui responder secara langsung dan kuesioner diisi sendiri oleh si responder. 
Teknik wawancara berstruktur. Teknik ini merupakan suatu wawancara didasarkan pada kuesioner, dimana pewawancara akan membacakan pertanyaan satu per satu kepada responder 
Survai dan Eksperimen 
Istilah survei biasanya dirancukan dengan istilah observasi dalam pengertian seharihari. Pada hal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda, walaupun keduanya merupakan kegiatan yang saling berhubungan. 
Menurut kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orangorang yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei. 
Ada beberapa tipe dalam survei, yaitu: 
Survei yang lengkap, yaitu yang mencakup seluruh populasi atau elemen-elemen yang menjadi objek penelitian. Survei tipe ini disebut sensus. 
Survei yang hanya menggunakan sebagian kecil dari populasi, atau hanya menggunakan sampel dari populasi. Jenis ini sering disebut sebagai sample survey method. 
Eksperimen adalah usaha pengumpulan data sedemikian rupa, sehingga memungkinkan memperoleh kesimpulan yang jelas, terutama kebenaran suatu hipotesis yang menyangkut hubungan sebab-akibat. Di dalam melakukan eksperimen, peneliti harus menciptakan suatu situasi buatan atau kondisi yang dimanipulasi, untuk dapat memperoleh data yang diperlukan untuk pengukuran suatu gejala yang tepat. Penelitian eksperimen tidak hanya dilakukan di suatu ruangan yang tertutup, seperti ruang laboratorium, tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan yang tidak dibuat dengan desain khusus. Namun kedua cara ini mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. 
Metode Polling 
Polling adalah suatu penelitian (survei) dengan menanyakan kepada masyarakat mengenai pendapat suatu isu/masalah tertentu. Secara metodologis, polling adalah suatu teknik untuk menyelidiki apa yang dipikirkan orang terhadap isu/masalah yang muncul. Jadi polling adalah metode untuk mengetahui pendapat umum (public opinion). 
Pengertian tentang pendapat umum (public opinion) adalah sebagai apa yang dipikirkan, sebagai pandangan dan perasaan yang sedang berkembang di kalangan masyarakat tertentu mengenai setiap isu yang menarik perhatian rakyat. 
Ada beberapa tahapan dalam polling, yaitu: penentuan topik, menentukan tujuan polling, menentukan populasi, menentukan metode pengambilan data yang akan digunakan dan menentukan teknik pengolahan data dan penyajian hasil (publikasi). 

Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
a. Pengolahan data
Pengolahan data meliputi editing, coding, katagorisasi dan tabulasi data. Analisis data bertujuan menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan ditafsirkan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.  Interpretasi bertujuan menafsirkan hasil analisis secara lebih luas untuk menarik kesimpulan.
Tahap editing data atau yang disebut juga tahap pemeriksaan data adalah proses peneliti memeriksa kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah data yang terkumpul cukup baik dan dapat diolah dengan baik. Dalam editing data dibutuhkan perhatian terhadap lengkapnya pengisian, kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban, konsistensi antarjawaban, relevansi jawaban dan keseragaman kesatuan data. 
Proses koding data adalah usaha penyederhanaan data penelitian. Proses ini di jalankan dengan membuat kode untuk masing-masing kategori jawaban. Keuntungan yang didapat adalah mempermudah dan mempercepat analisis serta mempermudah penyimpanan data yang ada. 
Dalam koding data perlu diperhatikan sistem pengkodean berdasarkan jenis pertanyaan. Terdapat dua macam sistem pengkodean yang berbeda yaitu terhadap jawaban pertanyaan tertutup dan terhadap jawaban pertanyaan terbuka. Sistem lain yang lebih terperinci adalah berdasarkan jenis pertanyaan. Tahap selanjutnya adalah cleaning data. Pada tahap ini, suapaya data mudah dianalisis, data yang ada diringkas. Tentunya terdapat informasi yang hilang, namun usaha ini pada hakikatnya dilakukan untuk mengecek dan menghilangkan data-data yang tidak perlu atau dapat merusak pengolahan data. 
Proses recording data, adalah proses perekaman atau pengkoleksian data dalam sebuah wahana yang dapat memaparkan hasil penelitian kita. Wahana, tersebut dapat berupa komputer atau wahana lainnya. Kemudian proses pembentukan yang merupakan proses dengan mengkode data berdasarkan buku kode yang telah disusun. Data dimasukkan ke dalam lembar kode dengan kode angka yang sudah di tentukan. 


b. Rencana Analisa Data 
Rencana analisis data harus dibuat dalam penelitian, karena dengan proses ini dapat menuntun peneliti bagaimana data yang ada harus disusun agar mempunyai makna. Rencana analisis data didasarkan pada kondisi yang telah dikumpulkan yang berarti dapat saja data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat berbeda dengan apa yang telah direncanakan semula. 
Ada beberapa kondisi data penelitian:  
adanya keterbatasan dan peneliti sehingga rencana data yang seharusnya bisa digali ternyata tidak banyak dapat dilakukan. 
Data yang didapat dilapangan tidak terbatas pada data yang sudah direncanakan. 
Dari data yang direncanakan hanya beberapa bagian yang diperoleh di lapangan. 
Terjadi ketidaksamaan antara data yang direncanakan dengan data yang diperoleh.  c. Penyajian Data 
Setelah data sudah selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data tersebut dalam bentuk laporan. Dalam penyajian datanya, kita bisa menyajikan dalam dua cara, yaitu dengan menggunakan angka-angka yang dibuat dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi ini bisa menyajikan tabel univariat (satu variabel), tabel bivariat (untuk dua variabel), serta tabel multivariat (untuk lebih dari dua variabel). Tabel univariat digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari sebuah variabel. 
Tabel bivariat digunakan untuk memberikan gambaran pola hubungan antar variabel. Sedangkan tabel multivariat digunakan untuk memberikan gambaran pola hubungan antar dua variabel yang dikontrol dengan variabel ketiga. Penyajian lain dengan cara menampilkan grafik. Ada banyak ragam grafik, yang masing-masing hanya bisa digunakan untuk variabelvariabel tertentu. 

d. Analisa Data 
Untuk melakukan interpretasi dan analisis data, maka pemahaman akan skala variabel menjadi penting, karena ada beberapa perhitungan statistik yang didasarkan pads skala variabel. Untuk univariat, baik disajikan melalui tabel frekuensi maupun melalui grafik, cars interpretasinya biasanya dilakukan dengan melihat persentasenya. Untuk tabel bivariat, bisa dilihat berdasar ada tidaknya hubungan, sifat hubungan, serta kekuatan hubungan. Untuk multivariat ada 5 tipe elaborasi yang dimungkinkan, yaitu spesifikasi, replikasi, interpretasi, eksplanasi, serta suppressor. 

6. Menyusun Laporan Penelitian
Untuk memudahkan menyusun laporan maka diperlukan kerangka laporan /out line. Kerangka laporan akan dibahas di pembelajaran selanjutnya. 
Hal yang penting dilakukan ketika melakukan penelitian sampai membuat laporan penelitian adalah etika penelitian.     
Etika penelitian merupakan ketentuan yang mengatur tanggung jawab sosial, moral, dan akademik peneliti terhadap manusia dan masyarakat yang diteliti, masyarakat umum, disiplin ilmunya, rekan sebidang, pemesan, dan siswa dengan menghormati hak, kepentingan, dan kepekaan mereka. Oleh karena itu, peneliti berkewajiban menghargai martabat dan kerahasiaan subjek penelitian dan memperhatikan kesejahteraan jasmani dan rohani orang yang diteliti. Dalam hal mengumumkan atau menerbitkan hasilnya, misalnya peneliti wajib menghormati hak para nara sumber untuk tidak disebutkan identitasnya, kecuali bila ada persetujuan yang jelas dari yang bersangkutan. Dengan demikian keamanan jasmani, dan kesehatan batin dari nara sumber tersebut dapat terlindungi dengan baik. 
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah peneliti berkewajiban menjelaskan maksud dan tujuan penelitiannya kepada para nara sumber. Permohonan izin kepada pejabat yang berwenang di lokasi penelitian itu juga perlu, apalagi penelitian itu dilakukan di daerah bukan tempat kita bekerja/berdomisili. Hal itu untuk menjaga hubungan baik kita sebagai peneliti dengan para nara sumber itu. Menjalin hubungan baik itu harus dilakukan, sebab kemungkinan akan ada penelitian lanjutan, meski bukan kita yang melanjutkan penelitian serupa itu.  Etika yang berlaku di dalam penulisan ilmiah adalah :
Pertama, dilarang memanipulasi data, misalnya data yang diolah bukan data yang sebenarnya diperoleh dari lapangan, tetapi atas dasar perkiraan semata dari peneliti sendiri. 
Kedua, dilarang melakukan plagiarism, yakni mengakui tulisan ahli lain sebagai tulisan sendiri. 
Ketiga, dilarang menutupi kebenaran dengan sengaja, namun tidak berarti bahwa peneliti boleh,  menutupi kebenaran secara tidak sengaja.
Keempat, dilarang menyulitkan pembaca, artinya hal-hal yang ditulis dalam laporan itu harus mudah dipahami oleh pembaca. 
Kelima, peran serta setiap orang yang terlibat di dalam penelitian harus diberi angka kredit (penghargaan). Apabila penelitian itu dilakukan berdua, maka yang paling banyak menyumbang (pikiran, gagasan waktu, tenaga, dan sebagainya) sejak proposal hingga penulisan laporan itu, maka orang itu menjadi penulis utama, sedangkan yang menyumbang lebih sedikit sebagai penulis kedua. 
Keenam, berilah pula penghargaan kepada para ahli yang buah pikiran, gagasan, dan karya tulisannya dijadikan bahan rujukan. 
Ketujuh, berilah pula penghargaan kepada para informan, orang atau lembaga yang berjasa dalam penelitian yang Anda lakukan. 
Kedelapan, jangan lupa mintalah pendapat kepada seorang penyunting agar laporan penelitian Anda laik dibaca. 
Perlu diingat bahwa tujuan penelitian adalah menjelaskan hasil temuan, yang berarti menjelaskan hal-hal yang belum diketahui orang. Oleh karena itu, dalam laporan penelitian penyajian tulisan dan bahasa yang digunakan harus memungkinkan orang mudah memahami maksud peneliti. 

Tugas:
Buat hipotesis yang berkaitan dengan tinggi siswa kelas x aph
Lakukan pengukuran tinggi siswa kelas x aph untuk membuktikan kebenaran hipotesis anda.




LAKUKAN : Kegiatan Kelompok
Sebaiknya untuk melaksanakan kegiatan ini, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi  beberapa kelompok, di mana masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. 
Siapkan penelitian berikut ini. Sebelum dilakukan, sebaiknya anda menyusun proposalnya (dalam kegiatan berikutnya). 

Tema Penelitian 
Pengaruh oli mesin bekas terhadap percambahan biji kedele (kacang hijau).
Asumsi/dasar pemikiran
Oli mesin bekas jika dibuang ke tanah menyebabkan polusi tanah. Tanah yang terkena polusi berpengaruh tidak baik terhadap tanaman, termasuk percambahan biji-bijian.
Hipotesis 
Perendaman biji kedele (kacang hijau) dengan campuran olie mesin bekas dapat  mempengaruhi percambahan biji kedele (kacang hijau).
Alat
Gelas atau wadah dari plastik 10 buah.  2. Spet bekas tinta printer
Gayung air.
Kertas label
Lembaran kain kasa atau lembaran plastik bening.
Bahan 
Biji kacang-kacangan ( kedele/kacang hijau) 250 biji atau secukupnya.
Olie mesin bekas 200 ml F. Cara kerja:
Siapkan semua alat dan bahan.
Buatlah campuran air bersih dengan oli mesin bekas dengan dosis 5 ml/1 liter air (campuran A) dan air bersih biasa (larutan B). 
Siapkan dua kelompok gelas masing-masing terdiri dari 5 buah gelas berlabel A dan berlabel B.
Kelompok pertama terdiri 5 gelas berlabel A dan kelompok kedua 5 gelas  berlabel B.
Masukkan/ rendam  biji kedele/kacang hijau dalam gayung yang berisi air.
Pilihlah biji-bijian terendam saja, hitung  sedemikian hingga jumlahnya ada 250-an biji.
Masukkan biji kedele/kacang hijau kedalam gelas berlabel A dan gelas berlabel B masingmasing 25 biji (sejumlah yang sama).
Siram semua  gelas  kelompok A dengan air campuran A, dan siram gelas B dengan larutan B.
Masing-masing banyaknya sama, sedemikian hingga semua biji terendam.
Biarkan kedua kelompok gelas tadi  selama 24 jam.
Buang sisa air dalam gelas kemudian tutup gelas dengan kain basah atau plastik yang dilobangi, biarkan di tempat teduh  selama 2 hari.
Pada hari ke 4 atau 5, akhiri percobaan ini dan hitung berapa biji yang bisa bertunas, dari masing-masing kemompok gelas.
Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data, dan seterusnya, sampai tahap-tahap penelitian berakhir.
G. Hasil Kerja
Daftar Pengamatan

No.
Jumlah Biji yang bertunas/tumbuh
Gelas Kelompok A
Gelas Kelompok B
1


2


3


4


5




ULANGAN HARIAN 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar !
1.  Apakah yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif ?
2  Hal terpenting apa yang harus ada dalam penelitian kuantitatif ?
Pertimbangan apa saja yang digunakan untuk memilih masalah dalam penelitian?
Pertimbangan apa saja yang digunakan untuk merumuskan masalah dalam penelitian?
Apa fungsi landasan teori dalam penelitian?
Apakah hubungan hasil telaah pustaka dengan hipotesis ?
Apa akibatnya dari sebuah penelitian yang hasil hipotesis nol-nya ditolak ?
Sebutkan jenis – jenis variabel penelitian !
Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas dan  validitas alat ukur? jelaskan !
Jelaskan perbedaan antara populasi dan sampel !


B. Proposal Penelitian
Rancangan penelitian biasanya dituangkan dalam bentuk proposal penelitian. Secara umum format proposal penelitian adalah sebagai berikut:

PROPOSAL PENELITIAN

1. URAIAN UMUM 1.1 JUDUL
Judul merupakan ringkasan satu kalimat yang menggambarkan seluruh kegiatan penelitian.

1.1 Bidang Ilmu             : 1.2 Tim Peneliti                        :

RINGKASAN 
Berisi latar belakang masalah, tujuan, narasi kerangka konseptual, dan metode penelitian secara ringkas. 

LATAR BELAKANG MASALAH 
Latar belakang masalah berisi uraian tentang kronologis masalah, untuk menjawab pertanyaan mengapa masalah penelitian  Anda timbul dan perlu diteliti.

RUMUSAN MASALAH 
Rumusan Masalah (Research Question) merupakan rumusan secara konkret masalah yang ada dalam bentuk pertanyaan penelitian yang dilandasi pemikiran teoritis.

TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN 
Tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.
Manfaat penelitian merupakan implikasi hasil penelitian, baik dalam pengembangan maupun terapan iptek.

KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat uraian yang sistematik tentang teori yang relevan, fakta, dan hasil penelitian sebelumnya yang berasal dari pustaka atau penelitian pendahuluan yang telah dilakukan yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.   

KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS
Kerangka konseptual merupakan konsep pemikiran untuk menyelesaikan masalah penelitian, yang berisi hasil sintesis, abstraksi, deduksi, dan ekstrapolasi dari informasi ilmiah yang dibaca peneliti dan disusun dalam bentuk bagan dan diberi narasi. Hipotesis  (bila ada) merupakan jawaban sementara dari Rumusan Masalah

METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian. Metode penelitian terdiri dari:
8.1 Jenis / rancangan penelitian
8.2 Populasi, besar sampel, teknik pengambilan sampel.
8.3 Variabel penelitian
8.4 Batasan operasional variabel.
8.5 Lokasi dan jadwal penelitian. 
8.6 Rancangan analisis data
8.7 Kerangka Operasional
Kerangka operasional merupakan urutan pelaksanaan kegiatan penelitian, yang disusun dalam bentuk bagan.       

DAFTAR PUSTAKA     
Ditulis dengan Harvard style (disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber).

RINCIAN ANGGARAN
Rincian biaya tanpa honor peneliti.

LAKUKAN : Kegiatan Kelompok
Buatlah Proposal penelitian sesuai tema kegiatan penelitian di atas (kegiatan sebelumnya). Agar lebih sempurna rancangan penelitian Anda, buatlah kelas diskusi agar masing-masing kelompok bisa memberikan kritik atau apresiasi terhadap rancangan penelitian tersebut.  

Proposal Penelitian
Judul penelitian :
………………………..

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
…………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

Rumusan Masalah
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………

Tujuan Penelitian
..........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................... 
Manfaat Penelitian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
Rumusan Hipotesis
 ………………………………………………………………………………………
 ………………………………………………………………………………………
 ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………


METODE PENELITIAN

Definisi Operasional Variabel
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………

Rancangan Penelitian
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………

Populasi dan Sampel
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………

Instrumen, Alat dan Bahan
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………

Rancangan Analisis Data
            ………………………………………………………………………………………              ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
Jadwal Penelitian
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………
            ………………………………………………………………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar